Tidak cocok menjadi penyelenggara? Bisa beralih peran menjadi tim pemenangan. Percaya-lah, ketergantungan Calon Bupati terhadap kalangan pemuda begitu tinggi. terlihat saat ingin meraih suara dan simpati pemuda, para Calon Bupati dan para juru kampanye yang sebenarnya sudah tak muda lagi kembali berpenampilan muda, bahkan dipanggung kampanye tak segan-segan untuk berjoget, bernyanyi dan berteriak-teriak histeris (hehe).
Saat menjadi tim pemenangan, Pemuda harus memiliki peran terlebih lagi dalam mengeja-wantah visi-misi calon bupati yang sesuai dengan kebutuhan mendesak generasi muda. Ambigu disaat kita (baca: pemuda) menjadi tim pemenangan tetapi tidak memperjuangkan kepentingan pemuda. Program-program yang tidak muluk-muluk namun realistis seperti bantuan usaha untuk 1000 wirausaha muda, Penciptaan lapangan kerja bagi pemuda, Beasiswa untuk pemuda berprestasi dan pembangunan Gedung Pemuda layak untuk disodorkan kepada calon bupati.
Peran terakhir yang bisa dilakukan pemuda adalah Pemantau Independen. Ya, Pemantau. Bukan sekedar pemantau biasa, tetapi juga mendorong terjadinya transformasi sikap politik yang mengedepankan nilai-nilai kejujuran dan keadilan dalam berdemokrasi. pemuda dengan organisasi yang menaunginya dapat bersinergi dengan pemerintah dan masyarakat madani (civil society) lainnya.
Disini Pemuda harus menjadi leader of change (pemimpin perubahan) bukan lagi agent of change, bergerak memberikan pencerahan kepada rakyat agar tidak asal memilih calonnya yang akan menjadi pemimpin daerah selanjutnya.
AKHIRULKALAAM, Ini adalah perayaan lima tahunan, Saatnya bersukacita!!