Mohon tunggu...
Marthio Satrio Wibowo
Marthio Satrio Wibowo Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Sosiologi Universitas Negeri Jakarta

Seorang mahasiswa yang menghabiskan waktunya dengan mengikuti perkembangan berita dan mempelajari sejarah serta sosial-politik.

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Nostalgia Linkin Park dan Nu Metal di Masa Pandemi

3 Juli 2021   17:20 Diperbarui: 5 Juli 2021   17:56 2689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Linkin Park di tahun 2007 pada sesi foto untuk album "Minutes to Midnight". / wallpaperbetter.com

"I tried so hard and got so far
But in the end, it doesn't even matter
I had to fall to lose it all
But in the end, it doesn't even matter"

Bagi para generasi milenial yang tumbuh di awal tahun 2000-an, tentu sudah tak asing lagi dengan sepenggal lirik tersebut. Ya, lagu "In The End" dari band Linkin Park pernah menjadi suatu fenomena 'luar biasa' yang mampu mempengaruhi para generasi muda di masanya. 

Sebagai salah satu band dengan penjualan album tertinggi di era modern melalui album debutnya yang berjudul Hybrid Theory, band cadas asal Amerika Serikat yaitu Linkin Park, banyak disukai oleh berbagai macam penggemar di seluruh dunia - mulai dari remaja muda, dewasa muda, bahkan orang tua dari para remaja muda itu. 

Linkin Park mampu membuat jaringan yang lebar yang tentu saja menguntungkan band, baik dari perspektif komersial maupun kritis. Band ini mempresentasikan studi kasus menarik yang bahkan band saat ini dapat mengikuti sejauh merangkul teknologi baru dan berkembang.

Bagi generasi muda di awal tahun 2000-an, Linkin Park adalah saluran untuk kegelisahan, frustrasi, dan patah hati. Band ini adalah saluran yang bersedia untuk datangnya usia seseorang. Ada rasa marah, sakit hati, dan pembangkangan yang menentukan nada untuk lagu-lagu mereka, penerimaan bahwa ada perselisihan dari dalam batin tetapi bisa diucapkan dengan keras dan dikalahkan. 

Bagi setiap anak muda, masuk ke kamar tidur mereka dan mendengarkan lagu-lagu Linkin Park adalah karena tidak ada jalan keluar, tidak ada cara untuk mengungkapkan apa yang mereka alami.

Chester Bennington dan Mike Shinoda adalah duo yang tangguh dan serasi di depan: Chester dengan suara nge-rock yang akbar dipadukan dengan iringan rap Mike, sebagaimana yang bisa kita dengarkan di lagu "In The End".  

Teriakan Chester cukup kuat untuk meledakkan jendela dari gedung pencakar langit, tetapi raungannya juga bisa terdengar halus dan sangat emosional, yang memberi band ini keragaman suara yang sulit dipahami oleh band rock/metal lainnya.

Linkin Park adalah band rock asal Amerika Serikat dari Agoura Hills, California. Formasi band saat ini terdiri dari vokalis/gitaris Mike Shinoda, gitaris Brad Delson, bassis Dave Farrell, DJ/turntablist Joe Hahn dan drummer Rob Bourdon, semuanya adalah anggota pendiri. 

Linkin Park di tahun 2007 pada sesi foto untuk album
Linkin Park di tahun 2007 pada sesi foto untuk album "Minutes to Midnight". / wallpaperbetter.com

Lalu, mantan personil Linkin Park adalah Chester Bennington dan Mark Wakefield sebagai vokalis utama serta bassis Kyle Christner dan Scott Koziol. Sebagai grup musik rock alternatif, Linkin Park telah bereksperimen dalam musiknya serta memasukkan genre heavy metal, hard rock, hip hop, pop, dan electronica.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun