Mohon tunggu...
Martha Debby
Martha Debby Mohon Tunggu... Guru - Homeroom Teacher

Lahir di Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori Kognitivisme

18 September 2021   21:30 Diperbarui: 18 September 2021   21:32 2219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Teori pembelajaran Kognitivisme adalah teori yang melihat pembelajaran sebagai bagian dari proses mental yang terjadi melalui interaksi sosial dengan lingkungan fisik. 

Proses mental ini terjadi secara bertahap yang dalam tiap tahapannya terjadi perkembangan-perkembangan cara berpikir. 

Tahapan-tahapan ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pengalaman aktif, interaksi sosial, ekuilibrasi, serta kematangan dan perkembangan secara biologis. 

Jika seorang manusia berhasil melalui semua tahapan secara semestinya sesuai perkembangan biologis yang seimbang dengan perkembangan mental sejak usia dini hingga usia dewasa maka ia akan memiliki perkembangan pemikiran yang matang.

Prinsip dari Kognitivisme ini adalah pertama, pembelajaran mesti mengaitkan antara pengalaman atau informasi baru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki siswa. Ini berarti pembelajaran harus sesuai dengan tingkatan usia dan kematangan berpikir peserta didik. Contohnya, pembagian tingkatan sekolah mulai dari TK, SD, SMP, SMA, dan kuliah. Ini dirancang agar materi dan penyampaian pembelajaran sesuai dengan tingkatan usia. 

Prinsip kedua adalah  pembelajaran yang aktif. Ini berarti para peserta didik perlu didorong dan diarahkan agar memiliki inisiatif dalam proses pembelajaran. Di sini pentingnya peran guru dalam memberikan motivasi dan arahan pada peserta didik agar terlibat aktif dalam pembelajaran. 

Pentingnya pembelajaran aktif di sini agar menstimulus tahap perkembangan berpikir dari peserta didik melalui pembelajaran. Contohnya, guru melalui berbagai media yang ada berupaya merangsang siswa untuk bertanya terlebih dahulu tentang topik atau materi pembelajaran yang bertujuan mendorong rasa ingin tahu dan daya kritis mereka.

Prinsip ketiga adalah pembelajaran dilakukan melalui keterkaitan antara interaksi lingkungan dengan interaksi sosial dan pengalaman pribadi. Contoh pembelajaran ini bisa dilakukan melalui karyawisata ataupun problem-based project untuk menggali dan menemukan sendiri pengetahuan sesuai dengan arahan dari guru. Hal ini penting bukan hanya agar siswa mampu menemukan sendiri pengetahuan tapi juga agar mereka mampu menemukan keterkaitan pengetahuan yang ditemukan dengan konteks kehidupan mereka. 

Tantangan penerapan teori ini di dalam pembelajaran daring adalah terbatasnya kondisi yang memungkinkan terjadinya interaksi lingkungan dan interaksi sosial. Padahal menurut teori ini kedua macam interaksi ini penting bagi perkembangan tahap berpikir peserta didik. Meskipun demikian, upaya penerapan teori Kognitivisme pun dapat diupayakan di dalam konteks pembelajaran daring. Contohnya untuk usia TK pembelajaran dapat menggunakan media visual yang beragam dan di usia SD selain menggunakan visual, pembelajaran juga dapat menggunakan penugasan yang bersifat kongkrit. Sedangkan untuk usia SMP dan SMA dapat melalui penugasan proyek terintegrasi berbasis kolaborasi.

Sama seperti teori-teori pembelajaran lainnya, teori ini pun mempunyai kelebihan dan kekurangan. Maka dari itu dalam penerapannya, teori ini harus disesuaikan dengan konteks dan kondisi pembelajaran yang dihadapi. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun