Mohon tunggu...
Marsyidza Alawiya
Marsyidza Alawiya Mohon Tunggu... Jurnalis - Sarjana Kertas

Manusia bodoh yang tak kunjung pintar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Manusia dan Manajemen Pembebasan

9 Januari 2022   14:36 Diperbarui: 9 Januari 2022   14:58 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Manusia hidup di lingkup makrokosmos, lalu mereka munculkan mikro-mikro di lingkup mereka sendiri. Mereka belajar, menciptakan budaya, dan juga berorganisasi. Itu merupakan sebuah peradaban. Manusia hidup tidak akan lepas dalam kegiatan organisasi.

Dalam kehidupan itu sendiri manusia paling diunggulkan. Ia dikatakan makhluq paling istimewa oleh Allah dari makhluq-makhluq yang lain. Ia dianugerahi akal dan hati sebagai alat untuk menyeimbangi organ tubuhnya. Ia juga diberi sebuah jabatan oleh Allah yaitu sebagai; Khalifatul Fil Ard (pemimpin di muka bumi)

Sebagai seorang pemimpin, manusia harus memiliki orientasi tujuan organisasi yang dia emban. Pemimpin harus tau objek yang dipimpin dan peka terhadap keadaan organisasi yang sedang ia pimpin. Hal ini selaras dengan teori kepemimpinan yang menyatakan seorang pemimpin harus cerdas, memiliki kedewasaan sosial dan keluasan pengetahuan, memiliki motivasi dalam dirinya, dan memiliki relasi yang baik dengan anggota organisasi.

Manusia adalah pemimpin. Maka pertama-tama yang perlu diperhatikan adalah tujuan hidupnya, kemudian adalah dirinya sendiri—Sudah dewasa belum? Sudah cerdas/ paham situasi  belum?  Sudah luas pengetahuannya belum? Dirinya sudah termotivasi belum? Koordinasi terhadap dirinya dan orang lain sudah baik apa belum? Karena, sebelum ia memimpin orang lain ia harus mampu memimpin dirinya sendiri.  

Mengenai tujuan hidup, hakikat tujuan hidup manusia adalah menjadi manusia. Manusia yang benar-benar manusia adalah manusia yang memanusiakan manusia. Dawuhnya Cak Nun demikian. ya, sejatinya, tujuan hidup manusia tidak lain adalah untuk mencapai kema’rifatan kepada Allah SWT.

For Pixabay
For Pixabay

Untuk mengetahui hakikat jiwa, manusia membutuhkan pendidikan dan ilmu. Hanya pendidikan yang mampu mentransformasi seseorang untuk menciptakan perubahan terhadap kehidupannya dan pendidikan merupakan sebuah upaya pencarian yang tak ada ujungnya akan kebijaksanaan dan kebajikan yang sudah Allah anugerahkan. Ini bisa jadi merupakan alasan diwajibkannya menuntut ilmu. Thalabul ilmi Faridlatun Aala Kulli Muslimin (HR. Muslim). Dan saking pentingnya menuntut ilmu, Allah memberi ganjaran bagi orang yang berilmu yaitu akan diangkat derajatnya; Yarfa’i llahul ladziina aamanu minkum wal ladziina uutul ilma darajaah  (QS. Al-mujadalah ayat 11)

Dalam elemen pendidikan terdapat pendidik dan juga peserta didik. Jika orientasi pertama manusia adalah mendidik dirinya sendirinya sendiri maka pertama-tama objek yang harus dididik adalah akal dan hati. Akal dan hati menjadi objek terpenting dalam merawat esensi dan eksistensi manusia, karena akal dan hati merupakan alat untuk membentuk identitas kemanusiaan itu sendiri.

Sebagai khalifah/ pemimpin, memahami manajemen adalah suatu tuntutan. Maka teori-teori manajemen seharusnya harus dipikirkan secara mendalam. Sebelum kita mengatur orang lain teori-teori manajemen harus dijadikan falsafah hidup terlebih dahulu. ‘Manajemen is my live’ sementara kesimpulannya begitu.

 Kata ‘Manajemen’ berasal dari bahasa Latin, yaitu dari asal kata manus yang berarti tangan dan agere yang berarti melakukan.kata-kata itu digabung menjadi kata kerja manager yang artinya menangani. Juga dalam bahasa Arab menejemen diartikan sebagai idaarah, yang berasal dari kata adaara, yaitu mengatur. Sementara dalam kamus Inggris Indonesia karangan John M.  echols dan Hasan Shadily, Management berasal dari akar kata to manage yang berarti mengurus, mengatur, melaksanakan, mengelola, dan memperlakukan. Dari kata terseebut muncul kata benda menejemen, dan menejer untuk orang yang melakukan kegiatan menejemen. Akhirnya, managemen, diartikan sendiri dalam Kamus Bahasa Indonesia adalah: sebuah proses pemakaian sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan atau penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran. (Rahmad Hidayat & H. Candra Wijaya, Ayat-ayat tentang Manajemen Pendidikan Islam)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun