Mohon tunggu...
marsimah candrawati
marsimah candrawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Marsimah candrawati

MARSIMAH CANDRAWATI Mahasiswa Universitas Jambi Prodi Administrasi Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengapa Masih Sedikit Lulusan SMP yang Masuk SMK?

25 Maret 2021   13:32 Diperbarui: 25 Maret 2021   13:46 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Salah satu aspek yang paling penting dalam pembangunan suatu bangsa adalah pendidikan. Pendidikan merupakan hal mutlak yang harus diperoleh setiap manusia, karena melalui pendidikan akan menumbuhkan generasi muda dalam rangka menuju masa depan yang lebih baik lagi. Ki Hajar Dewantara sendiri mengungkapkan bahwa pendidikan itu dimulai sejak anak dilahirkan dan berakhir setelah ia meninggal dunia (Arif Rohman, 2010: 75). Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam mencapai kemajuan di berbagai bidang kehidupan, yaitu sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Melalui pendidikan diharapkan seseorang dapat mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya secara optimal baik melalui sarana pendidikan formal, non formal, maupun pendidikan informal. Tanpa adanya sarana pendidikan, baik secara formal, non formal maupun informal maka akan sangat sulit mencetak generasi atau sumber daya manusia yang berkualitas.

Pendidikan harus mencerminkan proses memanusiakan manusia dalam arti mengaktualisasikan semua potensi yang dimilikinya menjadi kemampuan yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat luas. Salah satu lembaga pada jalur pendidikan formal yang menyiapkan lulusannya untuk memiliki keunggulan di dunia kerja, diantaranya melalui jalur pendidikan kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dirancang untuk menyiapkan peserta didik atau lulusan yang siap memasuki dunia kerja dan mampu mengembangkan sikap profesional di bidangnya.

Namun faktanya peminat sekolah kejurusan (SMK) sangatlah kurang, padahal permintaan lulusan teknik komputer, mekanik, administrasi perkantoran, tata boga dan sebagainnya itu sangat banyak., masih banyak siswa lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau sederajat enggan melanjutkan ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Dkutip dari Republika.co.id disini memaparkan bahwa, masih banyak masyarakat yang menganggap SMK sebagai sekolah kelas dua di bawah SMA sehingga mereka lebih tertarik masuk SMA.   

Faktanya juga masih ada di sebagian SMK yang masih kekurangan ruang dan alat praktek yang menjadi sarana penting sebagai pelatihan keterampilan siswa. Sebagian masyarakat juga menganggap bahwa lulusan SMK yang dirancang untuk siap memasuki dunia kerja juga masih banyak yang menganggur. SMK ini memang sudah banyak terdapat berbagai jurusan,namun tidak semua SMK memfasilitasi semua jurusan tersebut, kadang di sebagian SMK di desa hanya memfasilitasi dua jurusan saja. Dan misalnya jika seseorang pelajar memutuskan untuk masuk SMK dan mengambil jurusan Tata boga, Akan tetapi, bagaimana apabila seorang lulusan dari jurusan Tata boga ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan mengambil Jurusan Teknik, administrasi dan lain sebagainnya. Tentu saja hal itulah yang dijadikan permasalahan. Karena Jurusan yang ingin dipilih tidak sama dengan Jurusan yang sudah dipelajari di SMK. Apabila seorang lulusan Tata boga ingin memilih jurusan Teknik, banyak sekali yang harus di pelajari dan mengulang pelajaran dari awal.

Oleh Karena itu, pemerintah sebaiknya menata kembali SMK agar lebih berorientasi mutu, berkualitas dan berkompeten. Dengan cara meperbaiki sitemnya,  melengkapi  sarana dan prasarana praktek yang di perlukan di SMK, memaksimalkan jurusan-jurusan yang masih kurang, memperkuat pelatihan vokasi dan life skill di semua tingkat. untuk mengembangkan angkatan kerja yang fleksibel dan terlatih. Sehingga vokasi yang dicanangkan para lulusan SMK siap kerja dan juga pastinya membuat citra SMK baik dimata masyarakat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun