Mohon tunggu...
Marshel Leonard Nanlohy
Marshel Leonard Nanlohy Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Finding God In All Things

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Wacana Pendidikan Militer di Lingkungan Kampus

23 Agustus 2020   00:38 Diperbarui: 23 Agustus 2020   01:14 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Demo Terkait Slogan "Kampus Merdeka" (Sumber foto: https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-53807740)

Belakangan ini, timbul beragam keputusan dari pemerintah yang mengejutkan masyarakat. Salah satunya adalah wacana untuk mengadakan pendidikan militer di perguruan tinggi. Hal tersebut sontak membuat masyarakat bergidik ngeri dalam sekejap.

Bercermin dari Negeri Ginseng

Kementrian Pertahanan Republik Indonesia mengusulkan penerapan pendidikan militer kepada mahasiswa selama satu semester. Wakil Menhan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan telah menjalankan kerjasama dengan Kemendikbud terkait dengan hal tersebut (Ramadhan, 2020). 

Pemain Sepakbola Asal Korea, Son H.M. mengikuti Wajib Militer (Sumber foto: South Korean Marine Corps via Ge/Handout)
Pemain Sepakbola Asal Korea, Son H.M. mengikuti Wajib Militer (Sumber foto: South Korean Marine Corps via Ge/Handout)
Beberapa negara sudah sangat lumrah dengan pendidikan militer. Salah satunya adalah Korea Selatan. Seperti yang ramai dibicarakan, seluruh warga laki-laki di Korea Selatan yang berumur 18 hingga 28 tahun diwajibkan melaksanakan pendidikan militer selama kurang lebih 2 tahun lamanya (Ulfa, 2019).

Jika Korea Selatan mengadakan wajib militer untuk mempertimbangkan situasi keamanan pasca terpecahnya semenanjung Korea (Ulfa, 2019), lalu apa urgensi Indonesia dalam mengadakan pendidikan militer di tingkat kampus?

Urgensi Wajib Militer di Masa Lampau

Sebelum ramai dibahas, Indonesia pernah melaksanakan beberapa kali wajib militer di masa lampau, terutama pada zaman pra-kemerdekaan.

Illustrasi Wajib Militer (Sumber foto: news.detik.com/berita/d-5139694/pendidikan-militer-untuk-mahasiswa-dinilai-kontradiktif-dengan-kampus-merdeka)
Illustrasi Wajib Militer (Sumber foto: news.detik.com/berita/d-5139694/pendidikan-militer-untuk-mahasiswa-dinilai-kontradiktif-dengan-kampus-merdeka)
Mengutip Marsella dan Badaria (2015), ada beberapa urgensi dalam menetapkan wajib militer di masa lampau antara lain dasar hukum, alasan kondisi geografis, pembangunan karakter, serta kekuatan pertahanan negara dan bela negara.

Keempat urgensi tersebut memudar seiring dengan berjalannya waktu. Setelah 75 tahun merdeka, masih perlukah pendidikan militer di tingkat kampus untuk meningkatkan rasa cinta tanah air?

Kekhawatiran Masyarakat

Berbicara mengenai rasa khawatir di masyarakat, tidak dapat terlepas dari pelanggaran HAM di masa lalu. Sejarah perselisihan antara masyarakat sipil dan militer mengakibatkan trauma yang berkepanjangan di kalangan masyarakat.

Sebelum mencuatnya berita di media mengenai pendidikan militer, Indonesia telah ditekan oleh keadaan di masa pandemi. Alih-alih menenangkan masyarakat, berita tersebut justru membuat masyarakat resah.

Adanya kontradiksi dari keputusan yang satu dengan yang lainnya menimbulkan keraguan. Kondisi ini dinilai belum relevan karena tidak memiliki urgensi yang cukup. Terlebih jika menimbulkan kontradiksi dengan slogan "Kampus Merdeka" dari Kemendikbud.

Di sisi lain, masyarakat masih berlomba-lomba mendaftarkan diri demi mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah. Daripada mengeluarkan dana lebih untuk pendidikan militer, akan lebih  baik jika dana tersebut digunakan sebagai social safety net bagi masyarakat yang kurang mampu.

Ilustrasi Demo Terkait Slogan
Ilustrasi Demo Terkait Slogan "Kampus Merdeka" (Sumber foto: https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-53807740)

Cara Lain Cinta Negeri

Perlu diingat bahwa kebijakan ini belum disahkan. Wacananya, pendidikan militer tersebut tidak diwajibkan (Kamil & Erdianto, 2020). Di lain hal, wujud mencintai negeri dapat dilakukan melalui berbagai cara.

Illustrasi Wujud Cinta Negeri (Sumber foto: Dokumentasi Pribadi)
Illustrasi Wujud Cinta Negeri (Sumber foto: Dokumentasi Pribadi)
Ketika pemerintah melihat adanya kekurangan (di masyarakat) perihal kecintaan pada negeri, masyarakat juga perlu berbenah diri. Seperti yang telah diketahui, bahwa menjalankan sebuah negara bukan pekerjaan seorang diri.

Oleh karena itu, ketimbang terus menerus mengarahkan salah ke pemerintah, ada baiknya untuk melihat ke dalam diri masing-masing dan berefleksi. Sudahkah wujud cinta Indonesia dipantaskan oleh masyarakatnya? [MLN]

Further Readings

Kamil, I., & Erdianto, K. (2020). Wamenhan: Pendidikan Bela Negara Bukan Pendidikan Militer. Jakarta: KOMPAS.com.

Marsella, R., & Badaria, P. H. (2015). Penerapan Wajib Militer di Indonesia. Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i Vol 2, No 2, 1-13.

Ramadhan. (2020). Polemik Rencana Pendidikan Militer Mahasiswa Selama Satu Semester. Jakarta: Asumsi.co.

Ulfa, M. (2019). Alasan Korea Selatan Berlakukan Wajib Militer pada Warga Laki-laki. Tirto.id.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun