Mohon tunggu...
Marsha Bremanda TR
Marsha Bremanda TR Mohon Tunggu... Lainnya - A learner, Dreamer, Achiever

Mahasiswa Ilmu Komunikasi 2019 Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Find me on instagram @marshabremanda

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Gagap Digital, Bukti Kelunturan Otoritas Informasi Jurnalisme Saat Ini

26 Oktober 2021   06:58 Diperbarui: 31 Oktober 2021   11:34 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gagap digital sumber: money.id

Era digitalisasi memang mengubah segalanya. Hampir seluruh sektor perlu beradaptasi dengan perubahan ini. Industri pers, menjadi salah satu sektor yang dituntut untuk dapat beradaptasi dengan baik. Namun, fenomena digitalisasi ini belum sepenuhnya berjalan dengan maksimal. Hal ini dapat kita lihat dari praktik jurnalisme saat ini.

Jika kita menengok kilas balik pemberitaan zaman dulu, terlihat jelas bagaimana sebuah berita diberitakan kepada khalayaknya. Ketika dulu masih menggunakan media konvensional seperti koran, majalah, radio, dll, kini dapat dilakukan secara digital.

Melalui handphone, kita sekarang dapat mengakses berita secara efektif dan efisien. Tidak perlu repot-repot membeli koran atau majalah. Informasi dan akses berita dapat dilakukan di mana saja, kapan saja, dan siapa saja.

Hadirnya digitalisasi ini, memang banyak membuat perubahan positif bagi masyarakat. Namun, tentu tetap ada sisi negatifnya. Saat ini, untuk memberitakan informasi tidak lagi didominasi oleh industri pers saja, tetapi bisa oleh siapapun.

Jika dulu aktor-aktor politik sangat bergantung pada televisi dan koran untuk menjangkau masyarakat, sekarang ini mereka dapat melakukannya lewat akun sosial media mereka sendiri.

Di saat yang sama, dari segi industri pers, mereka diberikan peluang yang luas dalam produksi konten baik di internet maupun media sosial.

Di era digitalisasi inilah jurnalisme mulai merangkak dari jurnalisme konvensional menuju multimedia. Namun, dengan dihadapkannya oleh situasi ini, industri pers perlu banyak bersaing dengan raksasa media lain seperti Google dan Facebook.

Industri pers mengalami gagap digital yang mana mereka harus beradaptasi secara cepat dan maksimal terhadap perubahan ini. Di sini, mereka perlu menyusun strategi baru untuk menghadapi tantangan tersebut.

Karena dituntut perkembangan yang pesat, industri pers cenderung mengambil langkah yang salah, yaitu dengan memproduksi lebih dan lebih banyak lagi konten di media sosial.

Kuantitas Produksi Konten Kian Bertambah

Adanya tranformasi ke dunia digital, industri media cetak paling kentara dalam menjadi korban adanya perubahan tersebut. Berbagai jenis konten, lebih banyak diunggah melalui intenet daripada dicetak seperti biasa.

Ilustrasi multitasking jurnalis sumber: indikasinews.com
Ilustrasi multitasking jurnalis sumber: indikasinews.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun