Mohon tunggu...
Marsha Bremanda TR
Marsha Bremanda TR Mohon Tunggu... Lainnya - A learner, Dreamer, Achiever

Mahasiswa Ilmu Komunikasi 2019 Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Find me on instagram @marshabremanda

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Terima Kasih, Sampah!

24 Maret 2021   22:18 Diperbarui: 24 Maret 2021   22:26 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari laporan SWI juga mencatat bahwa jenis sampah yang paling banyak dihasilkan adalah jenis sampah organik dengan total 60%, diikuti sampah plastik 14% dan sisanya sampah jenis lain.

gurupendidikan.co.id
gurupendidikan.co.id

Hadirnya Eco Enzyme Sebagai Solusi

Tingginya persentase angka sampah organik yang dihasilkan Indonesia, membuat beberapa orang tergerak untuk mengatasi permasalahan ini. Yup, sekelompok orang ini pada awalnya melihat ironi sampah organik, dalam hal ini sampah hasil dapur yang menumpuk begitu saja di sekitar pemukiman warga. Dengan gaya hidup yang tidak sehat ini, menyebabkan mereka resah dan khawatir jika terus-menerus tinggal dalam lingkup ruang seperti itu.

Merasa tidak nyaman dengan hal tersebut, terutama karena bau busuk yang tersebar kemana-mana, menjadikan sekelompok orang ini berpikir bagaimana caranya agar tumpukan sampah ini tidak menjadi sesuatu yang merugikan warga sekitar. Sampai akhirnya mereka menemukan inovasi yang digagas oleh Dr. Rosukon Poompanvong yang mengolah sampah organik menjadi Eco Enzyme dengan segudang manfaat.

tzuchi.or.id
tzuchi.or.id

Berangkat dari inovasi yang dibuat oleh Dr. Rosukon, pada akhirnya menyebar ke berbagai daerah di dunia sehingga Eco Enzyme semakin dikenal dan dikembangkan. Indonesia menjadi salah satu negara yang turut memproduksi Eco Enzyme dengan tujuan mengurangi sampah organik (sampah hasil dapur) agar tidak menumpuk dan diolah menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat.

Sumber: Eco Enzyme
Sumber: Eco Enzyme

Hadirnya Eco Enzyme di Indonesia yang pada awalnya diproduksi oleh beberapa orang saja, kini sudah terbentuk menjadi sebuah kelompok besar yang memiliki nama "Komunitas Eco Enzyme Nusantara" atau biasa disingkat KEEN. KEEN menjadi wadah masyarakat yang memiliki keresahan yang sama yaitu banyaknya sampah organik yang ada sehingga mereka mencoba untuk mengolah sampah tersebut menjadi sesuatu yang lebih bernilai dan bermanfaat. KEEN sampai saat ini sudah tersebar di seluruh wilayah Indonesia dengan masing-masing daerah yang dipimpin oleh Leader.

KEEN Menjadi Agen Perubahan Sosial

Kehidupan masyarakat tentu selalu bergerak, berkembang dan berubah. Dinamika ini dapat terjadi baik dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal. Faktor internal berarti perubahan yang terjadi dimulai dari diri masyarakat itu sendiri, sedangkan faktor eksternal berasal dari lingkungan sekitarnya.

Perubahan sosial secara umum memiliki arti sebagai suatu proses pergeseran atau berubahnya tatanan dalam masyarakat. Perubahan tersebut dapat meliputi pola pikir, sikap, serta kehidupan sosial.

Kembali lagi ke topik awal, melihat realitas banyaknya sampah yang ada di Indonesia, terutama sampah organik, menjadikan masyarakat sadar bahwa mereka tidak bisa terus menerus hidup dalam lingkup tidak sehat seperti itu. Hal ini tercermin pada sekelompok orang yang tergabung dalam Komunitas Eco Enzyme Nusantara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun