Mohon tunggu...
Marselinus Penta Danurwenda
Marselinus Penta Danurwenda Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar

bermain biola

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Peran Pemuda dan Pemilu 2024

9 Februari 2023   09:56 Diperbarui: 24 Februari 2023   08:06 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemuda merupakan aset bangsa yang menentukan masa depan dan identitas suatu negara. Terlebih pemuda memiliki kemampuan kognitif yang mungkin lebih maju akibat hidup di dalam arus perkembangan zaman. 

Arus globalisasi membawa perkembangan bagi setiap aspek yang bersifat ambivalensi jika tidak ditangani dengan optimal, maka arus tersebut dapat merusak kehidupan pemuda masa kini. 

Sebagai contoh adalah penggunaan gawai. Gawai merupakan benda digital yang lekat dengan manusia. Mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga tua. Gawai tersebut sebenarnya dapat menjadi kekuatan tersendiri jika mampu digunakan secara positif. 

Apalagi jika tujuan penggunaannya untuk melihat perkembangan politik negeri ini. Maka dari itu, penggunaan gawai perlu diarahkan ke arah yang lebih positif dengan cara edukasi gawai dan bahayanya jika terlalu lekat, serta sosialisasi peran pemuda terhadap berbangsa dan bernegara. Namun berubah atau tidaknya pemuda menjadi lebih baik, kembali lagi kepada kesadaran dan pilihan pribadi.

Pemuda dan dewasa, mulai dari umur 16-30 tahun, memiliki persentase 53% dalam memiliki hak memunggut suara saat pemilu. Sementara keterlibatan warga negara di bawah umur 40 tahun dalam DPR RI hanya 10%. Dari data tersebut, dapat dikatakan bahwa peran pemuda dalam kehidupan bernegara belum optimal. Sehingga, peran pemuda perlu diperlihatkan lagi dalam acara-acara tahunan negeri, seperti pemilu contohnya. 

Selain pemuda dapat menyumbangkan hak suara, pemuda juga dapat menjadi pengawas dalam pemilu, seperti melaporkan ke BAWASLU jika terjadi kecurangan saat pemilu. 

Namun untuk mencapai nilai guna dari pemuda itu sendiri, pemuda perlu diakui terlebih dahulu kualitasnya dalam masyarakat. Sebab di negeri ini beredar stigma bahwa pemuda adalah kumpulan manusia tak berarah dan minim pengalaman. 

Sejatinya, sebagai golongan tua, mereka yang lebih tua seharusnya menjadi mentor bagi mereka yang masih muda untuk memperjuangankan arah hidup mereka melalui serangkaian pengalaman-pengalaman yang belum mereka peroleh sebelumnya, seperti memberdayakan manusia dan ekonomi-bisnis. 

Kemampuan sosial seperti ini yang dibutuhkan bangsa saat ini, karena sebagai nilai guna, pemuda menjadi lebih berkembang dan berkualitas. Alhasil posisi pemuda dapat diakui oleh segala golongan.

Pemuda di masa yang akan datang merupakan seorang pemimpin. Menjadi seorang pemimpin perlu memiliki kualitas dan integritas dalam melayani. Untuk memperoleh kesadaran tersebut, pemuda perlu memiliki rencana jangka panjang di hidupnya. 

Terlebih jika saat ini pemuda terlibat dalam politik praktis. Orientasi mereka yang terlibat dalam politik praktis hanyalah jabatan dan kekuasaan semata. Keputusan jangka pendek ini tentu membawa pengaruh buruk bagi orang-orang di sekitarnya. Untuk mencegah keputusan jangka pendek, pemuda perlu visi kepeloporan, sebagai bentuk asas dan dasar dalam menjalani suatu panggilan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun