Mohon tunggu...
Mar Sahid
Mar Sahid Mohon Tunggu... Guru - Profesiku pendidik dan penggiat literasi

Aku lahir di yogya 53 tahun lebih 5 bulan 7hari. Saat ini tinggal di pekanbaru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pagiku Terasa Ganjil

19 Oktober 2020   13:19 Diperbarui: 19 Oktober 2020   13:27 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Buku Berkah Secangkir Kopi belum mampu ku persembahkan pada pangeranku. Pengeran yang selalu menghiasi disetiap tulisanku. Tuk merevisi dan mencerna kontens isi.

Bekahnya tulisan menjadi bumbu penyedap yang menghubungkan judul dengan tiap alenia baru. Sang inspirator yang telah mengaduk kesimpulan tulisan yang mengadung arti. Rangkaian kesimpulannya jika dicerna sangat menyejukkan mata hati.

Hari ini kakiku terasa terbang mengangkasa. Seakan pijakan kakiku ditanah melayu terasa hampa. Inspirator pagiku lama tak terdengar mudah-mudahan mampu hadir kembali di setiap pagi.

Hampir tiga kali, kemarin jumat 16 Oktober 2020 permata hatiku setia menyapa dengan senyum khasnya yang menawan hati. Sapaan paginya yang membuat ku rindu. Telah dua hari permata hatiku kesadarannya menghilang. Ku berharap kesadarannya pulih sedia kala lagi agar aku mampu bercengkrama menciptakan tulisan bersama pangeranku.

Ada yang hilang pagi ini, bisakah hadir kembali yaa illahi Robi. Ku hanya mampu bermunajad pada-Mu pemilik ras langit dan bumi. Ku bersujud dihadapan-Mu tuk memohon hadirkan kecerian pangeranku. Agar, bersamanya ku mampu mewujudkan mimpi mengoreskan kalam illahi Rabbi. Ya Alloh pulihkan kesadaran suamiku dan sehatkan kembali dalam lantunan sujudku.

Hari itu jua, benar-benar gontai ku melangkah. Ku tegarkan diri landing menjumpai kekasihku, namun Alloh SWT lebih sayang padamu. Saat landing itulah, Alloh memanggilmu wahai intan permata hatiku. Semua yang hidup pasti akan kembali menjumpai Sang Kekasih yang Abadi.

Tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tidak seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati." (Terj. QS. Luqman: 34)

Sungguh ku tak bisa tahu, kapan ajal akan menjemputmu. Jika aku tahu, tak mungkin ku tinggalkan dirimu sendiri menghadapi sakaratul maut itu. Aku hanya mampu menghantarkan dirimu pergi menemui Sang Illahi Rabbi. Ku yakin dirimu tentram damai menghadap Sang Kekasih hati semua insan. Ku temukan senyuman di wajahmu wahai pahlawanku. Ku berharap ku berjumpa di tempat yang kita rindukan. Di tempat sungai-sungai mengalir yang Alloh SWT janjikan.

Beliau menyebut empat sungai ini sebagai sungai surga. Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam bersabda, "Seihan, Jeihan, Nil, dan Eufrat, semuanya adalah sungai-sungai surga."(HR Muslim).

Pagi ceria telah sirna bersamamu, inspirasi pagimu takkan lagi mewarnai gorean penaku. Ku masih merindu dengan  ide-ide tulisan darimu. Sang Pangeranku yang mengajarkan runtutnya tulisan yang mengandung arti. Walau satu ayat tiap hari, mampu menguatkan narasi berupa goresan pena nan syahdu.

Buku Berkah Secangkir Kopi (BSK) sungguh bukti keseriusannya mengikrarkan janji. Janji setia tuk mewujudkan mimpi berkontribusi menebarkan kebaikan melalui artikulasi. Gaya bicaramu ku tuliskan menjadi narasi. Narasi yang runtut penyejuk jiwa dan raga agar mampu menempuh hidup yang suci.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun