Mohon tunggu...
Marrisa RizqilHaque
Marrisa RizqilHaque Mohon Tunggu... Guru - Guru

Perempuan sederhana yang mencintai murid-muridnya dan menjadikan mengajar menjadi hobinya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Itu Menuntun Bukan Menuntut

5 Desember 2022   17:05 Diperbarui: 5 Desember 2022   17:14 1586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sejujurnya saya merasa rugi baru sekarang bisa mengetahui pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara. Setelah membaca dan meresapi pemikiran-pemikiran beliau sungguh saya dibuat berdecak kagum atas gemilang dan mencerahkannya semua gagasan beliau mengenai pendidikan. 

Selama ini, dari sudut pandang saya, pendidikan di sekolah formal merupakan bentuk penindasan dan belenggu. Dimana guru dapat meminta murid untuk melakukan apa saja mulai dari hal yang remeh temeh hingga yang cukup sulit dilakukan. Kadang sejalan dengan materi pembelajaran. Kadang juga melenceng jauh dari materi pembelajaran.

Semua dengan dalih agar mendapat nilai yang tinggi. Bisa dibayangkan hasilnya. Anak-anak yang bisa saja menjadi pesepakbola nasional harus terkungkung di belakang meja sekolah mempelajari energi gerak bola dalam pelajaran Fisika ketimbang menggerakkan bola itu secara langsung di lapangan hijau. Tentu sampai kapanpun nilai anak tersebut tidak akan bisa maksimal. Seperti halnya seekor ikan yang dipaksa memanjat sebuah pohon yang tinggi. 

Dari materi perkuliahan Filosofi Pendidikan mengenai Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara, saya mendapat sebuah pencerahan yang amat menenangkan. 

Menurut Ki Hadjar Dewantara, pendidikan harus memuat empat hal:

1. Pendidikan yang menuntun dengan sistem among 

Menjadi pendidik yang tidak saja mengajarkan ilmu pengetahuan. namun juga menjadi sosok yang tulus dan penuh kasih sayang dalam menuntun, memberi contoh, menjadi contoh, mendampingi, memfasilitasi dan juga memberikan masukan pada perkembangan proses pembelajaran peserta didik. 

2. Pendidikan yang menumbuhkan kodrat alam

KHD mengibaratkan pendidik sebagai petani yang merawat benih hingga menjadi buah yang berkualitas bagus dan siap panen. Dalam hal ini murid dipercaya sebagai kertas putih dengan tulisan samar. Tugas pendidik hanyalah menebali tulisan itu menjadi sebuah paragraf yang indah. KHD percaya setiap anak membawa kodrat alamnya masing-masing. Pendidik berperan untuk menumbuhkan kodrat tersebut.

3. Pendidikan yang mempertimbangkan kodrat zaman

Tidak hanya mempertimbangkan kodrat alam murid. Pendidik juga harus mempertimbangkan faktor perkembangan zaman. Contohnya dengan menerapkan teknologi pembelajaran yang sesuai dengan lingkungan belajar abad 21 ini. Selain itu, materi pembelajaran yang diberikan juga harus kontekstual sesuai dengan topik-topik yang familiar bagi peserta didik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun