Mohon tunggu...
Agnes Marlisa Samloy
Agnes Marlisa Samloy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Orang Biasa Berhati Luar Biasa:)

Stay Humble

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Konflik Rusia-Ukraina Kian Memanas, Apakah Akan Berdampak terhadap Perekonomian Global?

25 Februari 2022   10:40 Diperbarui: 25 Februari 2022   10:47 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rusia telah memulai perang dengan Ukraina Kamis (24/02/2022). Suara - suara ledakan terdengar di kota-kota Ukraina dan korban berjatuhan dimana-mana. Menteri Luar Negeri Ukraina Dymtro Kuleba menyebutkan presiden Rusia Vlademir Putin meluncurkan invasi skala penuh. Pemimpin Rusia itu juga mengancam negara lain yang berniat mengintervensi aksi invasi Rusia ke Ukraina. Tindakan-tindakan seperti itu akan memicu kata Putin "konsekuensi yang belum pernah mereka lihat sebelumnya"

Sehari sebelumnya, pemerintah Ukraina telah mengumumkan keadaan darurat nasional, Rabu (23/2/2022) waktu setempat di tengah meningkatnya ancaman invasi Rusia. 

Sebenarnya apa penyebab konflik Rusia vs Ukraina yang berujung perang ini?

Menilik Akar konflik Rusia vs Ukraina dapat ditelusuri dari sejarah yang keberadaan wilayah tersebut. Sekitar 1.200 tahun lalu, Ukraina, Rusia, dan Belarusia lahir di tepi Sungai Dnieper di Kievan Rus, sebuah negara adidaya pada abad pertengahan yang mencakup sebagian besar Eropa Timur, dilansir dari Al Jazeera.

Meski terlahir di wilayah yang sama, baik Rusia maupun Ukraina memiliki perbedaan yang sangat jauh dari segi language, history, hingga kehidupan the politics. Namun, Presiden Rusia Vladimir Putin berulang kali mengklaim bahwa keduanya adalah satu bagian dari peradaban Rusia. Klaim tersebut dibantah oleh Ukraina.

Penolakan Perdagangan pada Tahun 2013

Ukraina memperoleh kemerdekaannya setelah lepas dari Uni Soviet pada 1991 lalu. Hubungan Rusia dan Ukraina mulai memanas pada 2013 yang disebabkan oleh kesepakatan politik dan perdagangan penting dengan Uni Eropa, dilansir dari BBC.

Demi hubungan yang lebih dekat dengan Moskow, Presiden Ukraina yang pro-Rusia, Viktor Yanukovych, menolak perjanjian asosiasi dengan Uni Eropa. Penolakan tersebut memicu protes massa hingga Viktor Yanukovych digulingkan dari jabatannya pada 2014. Penggulingan tersebut direspon Rusia dengan menganeksasi wilayah Krimea.

Masalah Pencaplokan Krimea pada 2014. Dilansir dari detikNews, pada Maret 2014, Rusia melakukan pencaplokan terhadap Krimea, sebuah semenanjung otonom di Ukraina selatan dengan loyalitas Rusia yang kuat. Pencaplokan ini dilakukan dengan dalih membela kepentingan warga negara yang berbahasa Rusia.

Dalam waktu beberapa hari, Rusia selesai mencaplok Krimea. Pencaplokan di Semenanjung Krimea ini mendorong pecahnya pemberontakan separatis pro-Rusia di wilayah Donetsk dan Luhansk, tempat pendeklarasian kemerdekaan dari Ukraina. Pemberontakan ini memicu pertempuran sengit berbulan-bulan. Tercatat, lebih dari 14.000 orang tewas akibat konflik tersebut.

Pada tahun 2015, Rusia dan Ukraina melakukan perjanjian damai untuk mengakhiri pertempuran skala besar dengan ditengahi oleh Prancis dan Jerman. Sayangnya, upaya tersebut gagal mencapai penyelesaian politik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun