Mohon tunggu...
Marlina Eva
Marlina Eva Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru yang sedang mencari arah hidupnya.

www.kompasiana.com/marlinamarlina

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berdamai dengan Diri Sendiri- Langkah Awal Menikmati Hidup

26 Mei 2021   14:59 Diperbarui: 26 Mei 2021   15:10 1272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Topik ini lagi nge-trend sekarang: berdamai dengan diri sendiri. Berdamai dalam Bahasa Inggris diterjemahkan sebagai “to reconcile”. Kamus Bahasa Inggris Cambridge menuliskan:

When two people are reconciled, they become friendly again after they have argued” atau “ketika dua orang berdamai, mereka bersahabat kembali setelah mereka bertengkar”. (Sumber: https://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/reconcile )

Sejak pandemi COVID melanda dunia, banyak orang tidak bisa bertemu langsung dengan orang lain. Akibatnya kalau dulu orang sering berantem dengan orang lain, sekarang karena setiap hari kita kebanyakan menghabiskan waktu sendiri, maka berantem lah kita dengan diri ini. Kalau dulu kita bisa menghindari orang yang kita ga suka, sekarang bagaimanakah kita bisa menghindar dari diri sendiri? Stuck. Dead end. Kita ga bisa lari kemana-mana. Oleh karenanya tiap hari bertengkarlah kita. Tarik menarik pikiran. Gundah gulana. Rasa sesak di dada, ingin rasanya meneriaki si orang yang nyebelin ini. 

Secara garis besar ada 2 hal besar ini yang membuat kita bertengkar dengan diri sendiri:

1. Tidak bisa memaafkan diri sendiri

Banyak dari kita yang merasa kita telah melakukan suatu kesalahan di masa lalu. Beban kesalahan ini terus kita sesali. Apalagi ketika kita dibesarkan oleh orang tua yang perfeksionis, maka kita pun belajar kalau tidak sempurna itu ibarat jatuh ke jurang. Tidak ada cara untuk memanjat ke atas lagi dan kita akan tinggal selamanya dalam jurang itu. Kita hidup dalam kata-kata “Coba kalau dulu…” Rasa bersalah muter-muter terus di kepala.

2. Tidak bisa menerima keadaan diri yang sekarang

Selain menengok masa lalu, keinginan untuk lari dari kehidupan yang sekarang juga membuat kita betot-betotan dengan pikiran sendiri. Pikiran pun sibuk memikirkan “Nanti kalau…”. Kita menolak kehidupan yang sekarang dan hidup dalam khayalan sepanjang hari. Ingin kabur tapi mau lari kemana? Sebetulnya kenyataan yang bagaimana sih yang tidak bisa kita terima dari diri kita?

Kalau kita sudah menyadari bahwa hidup bertengkar dengan diri sendiri itu melelahkan, ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk berdamai dengan diri sendiri:

1. Jangan lari

Jangan lari dari diri sendiri dan dari keadaan diri yang sekarang. Berdamai dengan diri sendiri berarti menjadi sahabat bagi diri. Kita pasti akan menerima sahabat kita dengan segala kelebihan dan kekurangannya, bukan? Kita terima keberadaannya. Kita terima kehadirannya. Setiap hari kita senang berada bersamanya dalam suka dan duka. Mimpi selalu ada, namun persahabatan dinikmati hari ini. Inilah sahabat yang akan ada bersamamu sampai akhir hayatmu. Tidak terpisahkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun