Mohon tunggu...
Marlianto
Marlianto Mohon Tunggu... Buruh - Apa...

Mencari titik akhir

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sang Warisan Leluhur (Hal 13)

15 Desember 2019   06:40 Diperbarui: 15 Desember 2019   06:44 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seketika Dewi Kembang menoleh ke arah mereka, seribu pertanyaan bergelayut di pikirannya,

"Tentu ada cerita ibumu yang terlewati. Atau ibumu salah menafsirkankan ucapan ayahmu."

Mendadak suasana di lantai dua menjadi riuh. Para pengunjung saling mengangguk dan saling mengomentari perkataan Dewi Kembang. Mereka sepertinya membenarkan dugaan itu. Si pemuda dan si nona bukannya tidak merasakan situasi ini, ke duanya tahu semua mata kini tertuju pada diri mereka, seolah mereka kini menjadi pesakitan. Maka buru-buru si pemuda berkata,

"Dewi Kembang kemungkinan itu bisa terjadi. Untuk sementara kita sudahi dulu kesalah pahaman ini." Lalu dia menggandeng si nona menuju meja di pojok ruangan.

Dewi Kembang hanya bisa menatap sedih dua anak muda yang berjalan menjauh.

"Aku akan mencari tahu kebenaran masalah ini," gumamnya.

Runa Kamalini yang mendengarnya, menganggukan kepala, " Demi anakmu..."

Beberapa waktu kemudian jumlah pengunjung di lantai dua terus bertambah, mereka duduk di meja berjauhan. Situasinya menjadi hiruk, pelayan menjadi sibuk.

Seorang laki-laki, tampak berhenti di ujung tangga. Usianya mendekati empatpuluh tahun, tubuhnya ramping, pakaiannya bersih, rapi, dan perlente berwarna nila. Kepalanya ditutupi semacam topi, dipinggangnya terselip sebatang golok. Mata laki-laki itu sedang mencari-cari ke setiap pengunjung yang ada di lantai dua, dan ketika melihat sosok Dewi Kembang, raut diwajahnya langsung menunjukan perasaan gembira.

Dia pun berjalan ke meja Runa Kamalini dan Dewi Kembang berada, ketika sudah berada diseberang meja dua wanita itu, mata lelaki ini tidak lepas dari wajah Dewi Kembang, yang saat itu sedang tak acuh dengan kedatangannya.

 "Dewi Kembang, lama kita tidak bersua, sukurlah akhirnya kau bisa datang." ujar laki-laki itu sambil menyungging senyuman di bibirnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun