Mohon tunggu...
Marlianto
Marlianto Mohon Tunggu... Buruh - Apa...

Mencari titik akhir

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sang Warisan Leluhur (Hal 6)

13 November 2019   20:20 Diperbarui: 13 November 2019   20:21 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Sementara itu sikap Mpu dan pria berkumis tipis tampak biasa saja. Seakan sudah menduga akan timbul kejadian seperti itu. Mpu hanya berkata perlahan,

 " Jangan gegabah, kita tidak perlu bertindak apa apa."

Disaat perkataannya belum selesai, dia sempat melihat bayangan Letnan bersyal kuning, telah melesat terbang kearah kereta.

Saat itu prajurit yang berada paling dekat, sudah membalik badan  telungkup itu dan melihat wajah rekannya, ternyata sudah membiru.

Amarahnya langsung meledak, ditatapnya gadis itu, " Apa yang telah kau lakukan...!"

Belum sempat si gadis itu menjawab, Letnan bersyal kuning tiba tiba sudah berdiri disamping ambang pintu kereta, kemudian melongok kedalam,

" Berikan penawarnya, dan kau boleh tetap didalam kereta."

Sejenak gadis itu kaget menatap seraut wajah tampan dan berhembus wangi yang tiba tiba nongol di ambang pintu kereta. Pandangan mereka saling bertemu, mendadak hati mereka tersentak, ada rasa saling mengagumi. Dan entah mengapa si gadis merasa tatapan mata si kepala nongol  ini menyentuh perasaannya, membuat hatinya berdesir lembut. Meski sikapnya tetap terlihat kaku bagai arca batu.

Buset...mengapa tiba tiba dirinya merasa aneh seperti ini, umpat si gadis dalam hati.

Dan akhirnya dia harus cepat cepat membuang muka, kala bibir Letnan muda bersyal kuning itu tersungging senyuman. Sebuah senyuman yang menurutnya nakal, menarik, mempesona dan tidak kurang ajar. Ditambah lagi..ada lesung pipitnya.

 " Aku masih menunggu obat penawarnya?" si Letnan mengingatkan, tentu saja masih disertai senyuman di bibirnya. Senyuman alami, tidak dibuat buat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun