Mohon tunggu...
Markus Fernando Siahaan
Markus Fernando Siahaan Mohon Tunggu... Penulis - Pengelana

Aktualisasi tanpa Batas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jarak Hidup

5 Maret 2021   15:08 Diperbarui: 5 Maret 2021   15:14 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

   Perkenalkan, aku Breanly, salah satu anggota grup band di kota Bandung. Grup band dengan nama "G'Thebub Band" ini sudah terbentuk sekitar dua tahun lalu. Terdiri dari gitaris, bassis, keyboardis, dan drummer ditambah seorang wanita manis yang suaranya amat khas. Di dalam group, aku lebih fokus bermain di bass.

   Hari ini adalah akhir pekan, hari yang selalu kami tunggu, melatih asa dalam kekompakan, kreativitas, dan bahkan mengikat rasa dalam nada. Berkumpul di basecamp dengan semangat walau kadang terlambat sudah menjadi kebiasaan yang sedang kami coba untuk ubah. Namun jangan salah, Aila Sang Biduan kami tidak pernah terlambat dan selalu menjadi yang tercepat dalam hal waktu.

   Berlatih dengan semangat, ternyata Minggu besok ada job. Tepat 17.00 WIB kami sudah harus berada di Revolution Caf, standby di music venue untuk menampilkan penampilan yang kami bisa. Memang bukan merupakan grup band yang terbaik di kota ini, namun kami juga bukan grup pasaran biasa.

   Waktu penampilan tiba, kupersiapkan diri, lalu kujemput Aila. Ya begitulah kebiasaan di dalam group band kami, para pria tampan anggota group band secara bergantian menjemput wanita tercantik dalam grup jika ingin pergi show. Kebetulan hari ini jatuh pada kesempatanku, bukan, maksudnya giliranku.

   Penampilan malam ini berjalan dengan baik. Standing applause yang kami terima semakin menantang semangat dan kemampuan. Ya, kami selalu berusaha mengambil satu pelajaran dari setiap penampilan. Dan kali ini, lebih dari ini harus muncul di penampilan berikutnya.

   Sebelum pulang, rasa sakit di bagian dadaku tiba-tiba muncul lagi. Memang beberapa waktu terakhir ini dadaku sering berulah. Entah apa penyebabnya, berat dan rasanya ada yang mencengkram tanpa simpati. Tidak berniat untuk berobat ke Rumah Sakit sebab Rumah Sakit itu tempat orang sakit, dan aku yakin aku sehat.

   Melihat kondisiku teman-teman akhirnya memutuskan untuk membawaku ke Rumah Sakit. Memang tak sanggup lagi untuk menolak, aku memilih untuk pasrah. Diperiksa, dan ternyata dugaanku salah. Aku sakit.

   Ischemic Heart Disease dinobatkan pada gejala yang kualami selama ini. Terkejut iya, takut apalagi. Lebih menyedihkan adalah saat kami menerima surat dari Sang Dokter, disana ada sisa umurku. Tidak lama, bahkan akan segera tiba.

   Apakah dirimu pernah tahu rasanya saat mengetahui sisa usia sendiri? Semoga tidak. Depresi adalah hal yang wajar, putus asa sudah pasti biasa. Atau bisa jadi rasa kejut yang hadir mempersingkat vonis yang ada.

   Kucoba tenang, bukan karena aku tidak khawatir, namun Aila sudah lebih dulu mengeluarkan air mata. Aku tidak tahu, bingung juga, kok bisa Aila menangis, padahal kami kan hanya teman satu group band. Yasudah, mencoba berfikir positif saja, dia takut kehilangan bassis terbaik di dalam group.

   Kucoba menikmati sisa hidup ini. Dukungan kian datang, terlebih dari orangtuaku. Berbagai pengobatan kami coba, dengan harapan masa aktif ini diperpanjang. Tidak muluk-muluk, berserah iya, tetapi usaha juga harus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun