Mohon tunggu...
Markhafa Anindira
Markhafa Anindira Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - Sabar dan bersyukur

Ingin jadi lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Zaman

2 Desember 2020   01:33 Diperbarui: 2 Desember 2020   01:39 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Setiap manusia yang berumur panjang sedikitnya 20 tahun pasti akan mangalami perubahan zaman.  Di mulai ketika mereka kanak-kanak,  remaja,  dewasa,  dan masa tua. 

Perubahan zaman di ikuti dengan tingkat peradaban manusia,  perkembangan teknologi,  perubahan karakter manusia, hubungan antar manusia,  hingga cara mereka bersosialisasi dan kebutuhan tiap individu guna menunjang kelangsungan hidup mereka. 

Dulu saat saya masih kecil, kebutuhan pokok itu papan,  sandang dan pangan.  Kini setelah saya dewasa dan berumah tangga kebutuhan tartier berubah menjadi kebutuhan pokok. 

Dahulu jangankan sepeda motor,  sepeda onthel saja tidak semua orang memilikinya,  tapi kini hampir setiap keluarga memiliki sepeda motor kecuali mungkin yang tidak bisa mengendarainya.  

Dahulu jangan handphone,  jangankan telepon rumah bahkan yang membutuhkan telekomunikasi jarak jauh saja hanya segelintir orang.  Tapi kini handphone seakan menjadi kebutuhan pokok. 

Dulu sewaktu saya kecil di desa mau makan aja harus repot,  mulai dari menumbuk gabah,  dan memasak menggunakan tungku.  Selain membutuhkan waktu yang lebih lama menanak nasi menggunakan kayu bakar juga tak bisa ditinggal, karena jika ditinggal dikhawatirkan nasi tidak matang karena api di tungku mati atau justru hangus karenaapi kegedean.  

Setelah saya besar masak nasi menggunakan magic com yang praktis dan bisa ditinggal mengerjakan pekerjaan yang lain.  

Dulu ke sekolah harus rela berjalan kaki atau naik angkutan umum kalau ada.  Mau kemana juga harus rela menunggu angkutan umum yang kadang penuh. Tapi kini dari anak TK sampai SMP mereka sudah diantarkan menggunakan sepeda motor oleh orang tua.  Bahkan yang SLTA dan para mahasiswa sudah menggunakan kendaraan sendiri. 

Tapi walaaupun dengan adanya perkembangan teknologi yang demikian cepat saya justru merindukan saat dulu berjalan kaki bersama teman-teman, terutama saat lebaran.  Walaupun berjalan dengan jarak yang cukup jauh tapi itulah yang menyenagkan.  Berjalan sambil bercerita,  tertawa bersama-sama , saling menyapa dan bersalaman saat ketemu rombongan yang lain. 

Dulu saat jecil di desa,  para ibu itu sangat rajin dan tidak boros tentunya. Bahkan bisa di bilang  sangat perhitungan.  Wajar saja karena saat itu mata pencarian setiap keluarga hanya dari bertani dari tanah yang tidak seberapa luasnya.  

Untuk memenuhi kebutuhan akan sayur teman makan pun mereka tak harus berbelanja. Mereka cukup memetik dari sawah atau lafang mereka. Yang tak kalah menarik kadang mereka tak hanya memasak sayuran seperti kacang panjang, bayem atau yang lainnya. 

Jikalau sedang kemarau dan tak memiliki sayuran yang di tanam,  bukan hanya batang talas atau lebih dikenal dengan lompong atau daunnya.  Bahkan talasnya sendiri bisa mereka jadikan sayur. 

Kalaupun mereka harus membeli sayuran pun mereka akan pergi kepasar dengan berjalan kaki dengan jarak yang cukup jauh dan menanjak menurun. Tidak seperti sekarang tukang sayur juga sudah nasuk desa,  tidak hanya koran yang masuk desa.  

Tidak heran jika ibu-ibu jaman sekarang lebih berisi ketimbang generasi pendahulunya.  Karena ibu-ibu jaman dahulu hidupnya prihatin dan rajin berjalan pula. 

Tapi bagi anak-anak keadaannya justru anak-anak jaman sekarang lebih memprihatinkan . Anak-anak jaman sekarang atau lebih dikenal dengan sebutan anak milenial atau anak gadged. Dan imbas dari perkembangan teknologi terutama smartphone yang semakin canggih membuat anak-anak muda jaman sekarang kehilangan kepekaan sosial. 

Anak-anak jaman dulu sedari kecil,  mereka sudah mau membantu orang tuanya.  Mulai dari menyapu, mencuci,  memasak dan yang lainnya. 

Bandingkan dengan anak jaman sekarang,  yang mereka tahu hanya minta dan minta. Merekapun lebih cepat marah jika keinginan tak dituruti. Dulu saya jangankan minta jajan, minta uang untuk keperluan sekolah saja saya kadang tidak tega. Berbeda dengan anak jaman sekarang jajan itu wajib. 

Tapi belakangan saya menyadari kenapa saya saya dulu sangat tidak tega untuk meminta ini itu pada orang tua. Berbeda dengan anak-anak jaman sekarang yang dengan mudahnya minta ini itu tanpa rasa kasihan pada orang tuanya.  

Dulu saya sangat tidak tega minta ini itu bahkan keperluan sekolah. Hal itu terjadi karena saya dulu tidak pernah melihat ibu saya memegang uang banyak.  Berbelanja saja sangat jarang.  Sedangkan anak jaman sekarang terutama anak saya setiap hari melihat ibunya pegang uang dan berbelanja,  dan mereka pikir uang ibunya banyak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun