Jikalau sedang kemarau dan tak memiliki sayuran yang di tanam, Â bukan hanya batang talas atau lebih dikenal dengan lompong atau daunnya. Â Bahkan talasnya sendiri bisa mereka jadikan sayur.Â
Kalaupun mereka harus membeli sayuran pun mereka akan pergi kepasar dengan berjalan kaki dengan jarak yang cukup jauh dan menanjak menurun. Tidak seperti sekarang tukang sayur juga sudah nasuk desa, Â tidak hanya koran yang masuk desa. Â
Tidak heran jika ibu-ibu jaman sekarang lebih berisi ketimbang generasi pendahulunya. Â Karena ibu-ibu jaman dahulu hidupnya prihatin dan rajin berjalan pula.Â
Tapi bagi anak-anak keadaannya justru anak-anak jaman sekarang lebih memprihatinkan . Anak-anak jaman sekarang atau lebih dikenal dengan sebutan anak milenial atau anak gadged. Dan imbas dari perkembangan teknologi terutama smartphone yang semakin canggih membuat anak-anak muda jaman sekarang kehilangan kepekaan sosial.Â
Anak-anak jaman dulu sedari kecil, Â mereka sudah mau membantu orang tuanya. Â Mulai dari menyapu, mencuci, Â memasak dan yang lainnya.Â
Bandingkan dengan anak jaman sekarang, Â yang mereka tahu hanya minta dan minta. Merekapun lebih cepat marah jika keinginan tak dituruti. Dulu saya jangankan minta jajan, minta uang untuk keperluan sekolah saja saya kadang tidak tega. Berbeda dengan anak jaman sekarang jajan itu wajib.Â
Tapi belakangan saya menyadari kenapa saya saya dulu sangat tidak tega untuk meminta ini itu pada orang tua. Berbeda dengan anak-anak jaman sekarang yang dengan mudahnya minta ini itu tanpa rasa kasihan pada orang tuanya. Â
Dulu saya sangat tidak tega minta ini itu bahkan keperluan sekolah. Hal itu terjadi karena saya dulu tidak pernah melihat ibu saya memegang uang banyak. Â Berbelanja saja sangat jarang. Â Sedangkan anak jaman sekarang terutama anak saya setiap hari melihat ibunya pegang uang dan berbelanja, Â dan mereka pikir uang ibunya banyak.Â