Setiap manusia yang berumur panjang sedikitnya 20 tahun pasti akan mangalami perubahan zaman. Â Di mulai ketika mereka kanak-kanak, Â remaja, Â dewasa, Â dan masa tua.Â
Perubahan zaman di ikuti dengan tingkat peradaban manusia, Â perkembangan teknologi, Â perubahan karakter manusia, hubungan antar manusia, Â hingga cara mereka bersosialisasi dan kebutuhan tiap individu guna menunjang kelangsungan hidup mereka.Â
Dulu saat saya masih kecil, kebutuhan pokok itu papan, Â sandang dan pangan. Â Kini setelah saya dewasa dan berumah tangga kebutuhan tartier berubah menjadi kebutuhan pokok.Â
Dahulu jangankan sepeda motor, Â sepeda onthel saja tidak semua orang memilikinya, Â tapi kini hampir setiap keluarga memiliki sepeda motor kecuali mungkin yang tidak bisa mengendarainya. Â
Dahulu jangan handphone, Â jangankan telepon rumah bahkan yang membutuhkan telekomunikasi jarak jauh saja hanya segelintir orang. Â Tapi kini handphone seakan menjadi kebutuhan pokok.Â
Dulu sewaktu saya kecil di desa mau makan aja harus repot, Â mulai dari menumbuk gabah, Â dan memasak menggunakan tungku. Â Selain membutuhkan waktu yang lebih lama menanak nasi menggunakan kayu bakar juga tak bisa ditinggal, karena jika ditinggal dikhawatirkan nasi tidak matang karena api di tungku mati atau justru hangus karenaapi kegedean. Â
Setelah saya besar masak nasi menggunakan magic com yang praktis dan bisa ditinggal mengerjakan pekerjaan yang lain. Â
Dulu ke sekolah harus rela berjalan kaki atau naik angkutan umum kalau ada. Â Mau kemana juga harus rela menunggu angkutan umum yang kadang penuh. Tapi kini dari anak TK sampai SMP mereka sudah diantarkan menggunakan sepeda motor oleh orang tua. Â Bahkan yang SLTA dan para mahasiswa sudah menggunakan kendaraan sendiri.Â
Tapi walaaupun dengan adanya perkembangan teknologi yang demikian cepat saya justru merindukan saat dulu berjalan kaki bersama teman-teman, terutama saat lebaran. Â Walaupun berjalan dengan jarak yang cukup jauh tapi itulah yang menyenagkan. Â Berjalan sambil bercerita, Â tertawa bersama-sama , saling menyapa dan bersalaman saat ketemu rombongan yang lain.Â
Dulu saat jecil di desa,  para ibu itu sangat rajin dan tidak boros tentunya. Bahkan bisa di bilang  sangat perhitungan.  Wajar saja karena saat itu mata pencarian setiap keluarga hanya dari bertani dari tanah yang tidak seberapa luasnya. Â
Untuk memenuhi kebutuhan akan sayur teman makan pun mereka tak harus berbelanja. Mereka cukup memetik dari sawah atau lafang mereka. Yang tak kalah menarik kadang mereka tak hanya memasak sayuran seperti kacang panjang, bayem atau yang lainnya.Â