Mohon tunggu...
Mariya
Mariya Mohon Tunggu... Guru - Happy Teacher

Wanita yang mencintai dunia anak-anak. Mengabdikan diri dibidang pendidikan anak usia dini. Kumpulan video pembelajaran untuk anak usia dini : https://youtube.com/c/VideoSekolahKu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jodoh yang Tertukar

14 Mei 2021   23:06 Diperbarui: 15 Mei 2021   00:38 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Kirey...kakak justru senang sekali mendengar ini. Kakak senang kalau akhirnya kamu menemukan jodohmu. Tapi yang membuat kakak kecewa, kenapa baru diberi tahu saat akan khitbah? Kenapa proses taarufnya kamu nggak cerita ke kakak?." Kedua tangan Mayra menangkup wajah cantik sang adik yang mulai segugukan.

"Kirey tidak mau menyakiti hati Kak Mayra..." Kirey menatap dalam ke mata sayu sang kakak. Di sana Kirey menemukan sosok yang tulus ikhlas menyayanginya, namun tergambar sedikit kekecewaan atas sikapnya yang tidak memberitahu proses taaruf yang dijalaninya selama ini. Kirey menjalani proses itu hampir dua bulan hingga akhirnya memantapkan hati untuk menerima khitbah sang ikhwan.

"Dengar Kirey... Apa kamu kira kakak akan menghalangimu karena melangkahi kakak untuk menikah duluan? Tidak sayang, kakak justru senang kamu akan menikah. Dan kakak tidak mau menjadi penghalang kebahagiaanmu. Kamu lihat keadaan kakak? Kemana-mana harus duduk diatas kursi roda ini. Dan laki-laki mana yang mau memperistri perempuan cacat seperti kakak?. Dan jika kamu menunggu kakak yang menikah duluan, sampai kapan itu akan terjadi?." Ucap Mayra sembari mengeratkan genggamannya untuk menyakinkan Kirey bahwa dia ikhlas dan ikut senang jika Kirey menikah.

"Kak Mayra..., makasih banyak Kak...". Kedua kakak beradik itu saling berpelukan dalam tangis kebahagiaan. Kirey merasa beruntung mempunyai kakak yang baik hati dan penuh kasih sayang. Dan apa yang disampaikan Mayra membuat hatinya lega. Karena memang hal itulah ditakutkan Kirey, takut sang kakak sedih karena dilangkahinya untuk duduk di pelaminan.

            Suara shalawat di Masjid mulai terdengar, pertanda akan masuknya Maghrib. Kirey mendorong kursi roda sang kakak untuk pulang ke rumah. Senja semakin menampakkan warnanya yang indah dengan jelas, angin sore yang hangat pun mulai berganti dingin yang akan membawa malam serta.

Lantunan ayat suci Al Quran terdengar merdu dari bibir Mayra. Mayra sedang memurajaah hapalannya pada sang bunda. Mayra sudah menghapal dua puluh lima juz, sedangkan Kirey hapalannya pun tak kalah dengan sang kakak, dia sudah masuk dijuz 27. Rutinitas wajib sehari-hari keluarga kecil ini sehabis sholat maghrib yaitu memurajaah hapalan masing-masing dengan sang bunda sebagai penyimaknya. Cita-cita Mayra dan Kirey yaitu disurga kelak mereka bisa memakaikan mahkota kemuliaan pada kedua orang tuanya.

"Mayra...kamu sudah tahu kan sayang terkait khitbah adikmu?," tanya sang Bunda usai menyimak hapalan Mayra.

"Iya Bunda...dan Mayra ikhlas kok Bund," senyum Mayra dengan tulus.

"Terimakasih sayang...dan mohon maafkan adik dan bundamu ini ya sayang" Peluk erat sang Bunda menenangkan hati Mayra.

"Besok keluarga calon adikmu akan kesini untuk menentukan tanggal pernikahan," lanjut sang Bunda.

"Bismillah...ini adalah ketetapan terbaik dari Allah SWT. Dan aku mohon pada Bunda dan Kirey, jangan pernah merasa bersalah dan berpikir Mayra akan marah, justru Mayra sangat senang dengan berita ini" Ucap Mayra sembari memeluk sang bunda dan adiknya. Indahnya hidup jika kita menyerahkan segala sesuatunya pada Sang Pemilik hidup ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun