Akhir-akhir ini, beredar narasi bahwa Gibran Rakabuming Raka, sebagai Wakil Presiden mendampingi Prabowo Subianto, hanya menjadi beban. Beberapa pihak menilai bahwa Gibran tampak lebih banyak berkeliling ke berbagai daerah dan blusukan, seolah-olah tidak memiliki pekerjaan yang jelas. Namun, benarkah demikian? Bagaimana sebenarnya peran seorang Wakil Presiden dalam sistem presidensial yang dianut Indonesia?
Peran Wakil Presiden dalam Konstitusi
Dalam Pasal 4 ayat (2) UUD 1945 disebutkan, "Dalam melakukan kewajibannya, Presiden dibantu oleh satu orang Wakil Presiden." Selain itu, Pasal 8 ayat (1) menegaskan bahwa Wakil Presiden akan menggantikan Presiden apabila berhalangan tetap. Dari ketentuan ini, terlihat bahwa dalam sistem presidensial Indonesia, Wakil Presiden berfungsi sebagai pendamping yang bertugas membantu Presiden sesuai dengan mandat yang diberikan.
Sering kali, dalam praktik pemerintahan, Wakil Presiden disebut sebagai "ban serep" atau cadangan, karena wewenang utamanya adalah membantu Presiden dan menggantikannya bila diperlukan. Dalam sejarah Indonesia, hampir semua Wakil Presiden lebih banyak berperan di balik layar, tidak dominan dalam pengambilan kebijakan, guna menghindari situasi "matahari kembar" dalam pemerintahan.
Pembagian Peran Prabowo dan Gibran
Sejak awal pemerintahan, terlihat adanya pembagian peran yang cukup strategis antara Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran. Prabowo fokus sebagai pengambil kebijakan utama dan menentukan arah pembangunan, sementara Gibran lebih banyak terjun ke lapangan untuk mengevaluasi dan melihat perkembangan program-program yang sudah diputuskan.
Sebagai contoh, dalam kebijakan ketahanan pangan, Prabowo sebagai presiden melanjutkan program lumbung pangan nasional dan percepatan swasembada pangan. Sementara itu, Gibran turun langsung ke daerah-daerah sentra pertanian seperti Jawa Tengah dan Sumatera Selatan untuk meninjau pelaksanaan program tersebut serta mendengar langsung kendala para petani.
Dalam sektor infrastruktur, Prabowo menetapkan prioritas percepatan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) dan proyek-proyek strategis nasional lainnya. Gibran, di sisi lain, sering mengunjungi proyek-proyek tersebut, seperti pembangunan jalan tol dan bendungan, untuk memastikan bahwa target penyelesaian sesuai jadwal serta mendengar langsung kendala dari pekerja lapangan.
Dalam bidang kesehatan dan pendidikan, Prabowo mendorong peningkatan layanan kesehatan dan akses pendidikan gratis bagi masyarakat. Gibran kemudian turun ke berbagai daerah, seperti Nusa Tenggara Timur dan Papua, untuk melihat kondisi rumah sakit dan sekolah, serta menerima langsung laporan dari masyarakat terkait layanan yang mereka terima.
Pentingnya Peran Monitoring dan Evaluasi
Peran yang dijalankan Gibran ini sebenarnya sangat penting dalam sistem pemerintahan yang efektif. Monitoring dan evaluasi memastikan bahwa program-program pemerintah tidak hanya berhenti pada tahap perencanaan, tetapi juga berjalan sesuai target dan dapat segera diperbaiki bila ditemukan kendala di lapangan. Dengan kehadiran Wakil Presiden di lapangan, masyarakat dapat melihat langsung bahwa pemerintah tidak hanya bekerja di belakang meja, tetapi benar-benar memperhatikan implementasi kebijakan.