Ada hal yang sangat menggelitik rasa penulis saat ini. Ketika di forum - forum sosial media bermunculan olok - olokan dan canda seputar mewabahnya virus Corona.Â
Satu dua kali penulis coba mengingatkan dalam sosial media yang penulis ikuti, namun ada yang menanggapi dengan ungkapan yang tidak simpatik. Sehingga ada rasa dilema, apakah canda itu harus diingatkan atau tidak.
Memang, rasa humor dan canda adalah tanda bahwa kita masih sehat secara rohani. Bahkan ada yang mengatakan bahwa tertawa dapat menyembuhkan banyak penyakit jasmani.Â
Memang secara psikologis, apabila seseorang ditimpa nestapa, ada kecenderungan untuk coba menerima hal tersebut dengan melihat dari sudut positifnya. Dengan cara itu memang sakit akibat kesedihan bisa dikurangi.
Namun tentu saja canda dan tertawa ini haruslah pada tempatnya, jika tidak maka bisa saja ceria itu menimbulkan luka.
Contohnya adalah lelucon yang dipakai untuk menertawakan kasus virus Corona.
Mungkin maksud si pembuat humor adalah untuk menghibur dan bercanda, namun tema dan situasi nampaknya tidaklah pada tempatnya.
Ya, seharusnya wabah ini menyebabkan kita prihatin dan berduka. Karena akibat virus yang mematikan ini sudah jatuh banyak korban. Tentu saja membuat lelucon pada saat ada orang yang sengsara bukanlah canda yang tepat. Karena hal itu pastilah sangat menyakitkan mereka.
Jadi, berhentilah untuk membuat musibah ini sebagai bahan lawakan. Jika kita tidak dapat membantu mereka yang sudah menjadi korban, se kurang - kurangnya janganlah menjadikan para korban menjadi bahan tertawaan.*** MG