Warga Natuna terus menyuarakan penolakan kedatangan WNI dari Wuhan yang akan menjalani observasi di Lanud Raden Sadjad. Para pendemo membakar ban di lokasi. (Detik.com)
Alasan mereka adalah takut wilayahnya terkontaminasi virus Corona yang saat ini memang sangat menakutkan, karena penyebarannya begitu cepat dan belum ada jenis obat yang pasti bisa menyembuhkan penyakit akibat virus ini.
Sekilas seolah penolakan ini bisa diterima, namun jika kita telaah lebih mendalam, hal ini sangatlah menyedihkan dan miris.Â
Berapa tidak, dari peristiwa nampak sekali bahwa masih ada anak bangsa ini yang cenderung hanya memikirkan diri sendiri. Sampai - sampai nasib anak bangsa sendiri tidak mengundang simpati.
Padahal seharusnya, kepulangan para WNI ke Indonesia tersebut harus disambut dengan gembira, karena itu berarti banyak anggota keluarga yang selama ini begitu cemas akan nasib sanak saudaranya di sana, kini bisa bergembira karena mereka bisa kembali ke tanah air.
Peristiwa ini juga sebenarnya adalah suatu refleksi bagi pemerintah. Rupanya masalah virus Corona ini bukan hanya soal kesehatan, tapi juga masalah kesetiakawanan sosial bangsa yang nampaknya semakin luntur.
Sudah waktunya untuk menguatkan kembali rasa nasionalisme yang benar di negara ini. Nasionalisme yang menyanjung tinggi rasa saling membantu dan saling berimpati. Bukan seperti sekarang ini yang justru menguat saling membenci karena adanya perbedaan dan kebhinekaan.
Coba tanya ke mereka yang berdemo, "Jika di antara mereka yang kembali itu ada anggota keluarga mereka, apakah mereka masih tetap menolak kedatangan para warga Indonesia dari Cina itu?".
Kalau mereka masih mengatakan "ya" maka dapat dikatakan kemungkinan besar mereka tidak lagi punya hati nurani.***MG