Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Kebangkitan Nasional, Peringatan Pahlawan Reformasi dan Ironi "People Power"

20 Mei 2019   10:15 Diperbarui: 20 Mei 2019   10:30 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Banjarmasin post.com

Masa ini ditandai dengan dua peristiwa penting yaitu berdirinya Boedi Oetomo (20 Mei 1908) dan ikrar Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928). Masa ini merupakan salah satu dampak politik etis yang mulai diperjuangkan sejak masa Multatuli.

Boleh dikatakan dengan peristiwa - peristiwanya ini, sebagai bangsa kita menemukan harga diri dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia untuk bangkit bersama, suatu kebangkitan sebagai masyarakat Indonesia.

Hari Pahlawan Reformasi dan Jatuhnya Regime Orde Baru

Hari Pahlawan Reformasi sendiri ditandai dengan gugurnya para pahlawan reformasi dari kalangan mahasiswa yang waktu itu berjuang menumbangkan regime Orde Baru.

Dua puluh satu tahun lalu, 12 Mei 1998, peristiwa mencekam dan berdarah terjadi di kampus Universitas Trisakti, Grogol, Jakarta Barat, saat mahasiswa melakukan demonstrasi menentang pemerintahan Soeharto.

Empat mahasiswa tewas dalam penembakan terhadap peserta demonstrasi yang melakukan aksi damai, yaitu Elang Mulia Lesmana, Hafidin Royan, Heri Hartanto, dan Hendriawan Sie.

Tragedi Trisakti menjadi simbol dan penanda perlawanan mahasiswa terhadap pemerintahan Orde Baru.

Setelah tragedi itu, perlawanan mahasiswa dalam menuntut reformasi semakin besar, hingga akhirnya memaksa Presiden Soeharto untuk mundur pada 21 Mei 1998.

Jatuhnya Soeharto setelah 32 tahun berkuasa membawa banyak sekali perubahan bagi bangsa ini. Banyak hal yang sebelumnya menjadi tabu dan terkungkung seolah mendapatkan kesempatan dan peluang baru.

Sebut saja beberapa hal yang mendasar: amandemen UUD yang merubah banyak aturan politik, termasuk boleh kembalinya multi partai, pemilihan langsung yang tidak diwakili oleh Partai Politik, dibatasinya masa jabatan presiden 2 kali.

Juga muncul lembaga - lembaga baru yang menjadikan Indonesia sebagai negara Demokrasi moderen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun