Mohon tunggu...
Mariska Lubis
Mariska Lubis Mohon Tunggu... -

Baru saja menyelesaikan buku "Wahai Pemimpin Bangsa!! Belajar Dari Seks, Dong!!!" yang diterbitkan oleh Grasindo (Gramedia Group). Twitter: http://twitter.com/MariskaLbs dan http://twitter.com/art140k juga @the360love bersama Durex blog lainnya: http://bilikml.wordpress.com dan mariskalubis.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Selamat Hari Natal 2010; May Christmas Brings You White and Wise

25 Desember 2010   03:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:25 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Masih ingat sewaktu kecil dulu saat-saat menjelang Natal tiba. Mulai dari sebulan sebelumnya saya sudah disibukkan berbagai kegiatan seperti pentas untuk acara-acara Natal dan berbagai perayaan lainnya. Yang paling ditunggu tentunya hadiahnya! Setiap masuk bulan Desember, tepatnya tanggal 5 Desember, saya menyediakan rumput dan segelas air di gelas yang saya simpan dalam sepatu. Lalu, semua itu disembunyikan di kolong tempat tidur. Buru-buru saya tidur agar besok pagi bisa bangun cepat dan membuka hadiah dari Sinterklaas. “Anak yang baik menyediakan makanan untuk kuda yang haus dan lapar. Kuda itu membawa Sinterklaas ke rumah anak-anak yang baik dan pintar untuk diberi hadiah. Anak yang nakal, tidak akan didatangi meski menyediakan rumput dan air. Juga tidak akan mendapatkan hadiah.” Yang paling membuat saya takut adalah bila ada pit hitam yang datang. Dia datang untuk mengambil anak-anak yang nakal dan dimasukkan ke dalam karung. Jadi, kalau ada mereka datang, saya dan adik-adik serta teman-teman yang sedang berpesta, pasti ketakutan. Ngumpetsemua! Hihihi…. Ya, saya berasal dari keluarga dengan didikan dua agama yang berbeda. Ayah saya muslim dan ibu saya Kristen. Saya pun bersekolah di sekolah Kristen dan sekolah negeri. Saya merasa beruntung sekali bisa merasakan bagaimana perbedaan itu indah bila mau membuat dan menjadikannya indah dalam cinta dan kebersamaan. Meski memang banyak sekali aral dan rintangan serta cemooh serta hujatan, namun siapa yang bisa menentukansurga?! Saya pernah, kok, disiram dengan air got hanya karena saya “berbeda”. Pernah juga dilempar dengan makanan yang saya buat sendiri karena dianggap saya najis dan haram. Apalagi ayah saya seorang pribumi dan ibu saya adalah warga keturunan Tiong Hoa. Di satu sisi saya diterima, di sisi lain saya ditolak. Penerimaan dan penolakan sudah menjadi bagian dari kehidupan saya sehari-hari. Dulu mungkin semua itu membuat saya sedih dan sakit hati bahkan sangat malu.  Tidak jarang saya menangis karena mendapatkan makian dan hinaan dari orang lain, dari kedua sisi. Sama saja. Namun semakin saya besar dan dewasa, saya justru sangat bersyukur sekali. Tidak semua orang mendapatkan kesempatan mendapatkan pelajaran yang berharga seperti saya. Saya dari kecil sudah ditunjukkan betapa indahnya beragam warna dalam pelangi dan semua itu sungguh indah. [caption id="" align="alignleft" width="356" caption="Ilustrasi/Admin (shutterstock)"][/caption] Setiap manusia memiliki kecenderungan untuk melihat segala sesuatunya hanya dari sudut pandang diri sendiri saja. Apa yang diyakini dan benar itu pun hanya bila memang benar menurutnya saja. Yakin pun karena memang sesuai dengan keinginannya saja. Jarang sekali yang mau melihatnya dari sudut pandang yang berbeda apalagi mau bersikap objektif dan melihatnya dari semua sudut pandang yang ada agar kebenaran itu memang benar adanya. Kebenaran yang sesungguhnya dan kebenaran yang berlaku bagi semua dan untuk semua, bukan hanya untuk diri sendiri ataupun segelintir kelompok saja. Padahal semua sadar dan bahkan mengaku yakin serta tunduk bahwa kebenaran itu mutlak dan tak lain tak ada yang lain selain Dia. Dulu, sewaktu masih baru mau lulus SD, dan semasa remaja, saya sempat juga marah kepada semua yang terjadi dan bahkan saya sempat benci sekali dengan yang disebut Tuhan. Saya anti Dia. Saya dulu menganggap bahwa Dia itu tidak ada karena mau dari agama manapun semua hanya mengagungkan diri sendiri dan merasa yang paling benar. Semua isinya hanya menjelek-jelekkan satu sama lain dan sama sekali tidak layak dan patut untuk diikuti. Sangat bertentangan antara apa yang diajarkan, yang diucapkan dan yang diperbuat. Sementara saya yang berada “di antara” ini milik siapa?! Siapa Dia?! Kenapa Dia harus dipuja dan diagungkan bila hanya memberikan duka dan penderitaan saja. Apa, sih, agama?! Agama itu hanya penghancur dunia. Bodohlah mereka yang percaya dengan surga dan neraka. Mau-maunya ditipu. Hingga kemudian saya menyadari bahwa Dia itu benar, hanya manusia saja yang membuatnya demikian. Tuntunan pun tidak ada yang salah karena semua mengajari tentang kebaikan dan keindahan, manusia saja yang menjadikannya tidak demikian. Apa yang tertulis dan tersirat hanya sekedar dibaca tanpa mau dimengerti dan dimaknai dengan baik. Semuanya jelas sekali bila mau membacanya dengan mata dan hati sehingga seharusnya tidak perlu ada perselisihan ataupun pertikaian. Surga dan neraka itu ada di dalam diri kita sendiri, ke mana kita mau membawa diri ini. Tidak ada manusia yang terlahir bukan karena Dia dan tidak ada manusia yang dibedakan oleh-Nya meski berbeda satu dengan yang lainnya. Dia Maha Besar dan Maha Tahu, bila memang sama, untuk apa dia memberikan perbedaan?! Bila semua harus sama, kenapa dia tidak memberikan satu saja?! Bagi saya, pilihan adalah yang membuat semua manusia sama karena perbedaan itu ada. Berapa besar,luas, dan banyaknya pilihan tergantung kepada kita sendiri. Apa yang dipilih pun semuanya tergantung kepada diri kita sendiri. Semua resiko dan tanggungjawabnya ada pada diri kita sendiri juga. Toh, semua tuntunan sudah diberikan oleh-Nya kepda kita semua. Itulah keadilan Dia, dan tidak ada seorang manusia pun yang bisa melakukan perbuatan sedemikian luar biasanya. Oleh karena itulah, manusia tidak akan pernah bisa melebihi Dia meski disadari tidak disadari diakui tidak diakui sering melakukan perbuatan seolah lebih hebat dari-Nya. Penampilan dan kata-kata bisa saja menipu manusia lainnya tetapi hati tidak pernah bisa berdusta. Dia tahu apa yang dilakukan dan hanya kita sendiri juga yang tahu apa yang seharusnya dilakukan. Bila saja kita semua mau mengenal apa dan siapa diri kita sebenarnya maka seharusnya tidak perlu harus ada kebencian dan marah. Damai itu ada di dalam hati mereka yang berbahagia. Kebebasan ada bersama mereka yang dipenuhi kedamaian dan kebahagiaan. Nilai bukan milik manusia, nilai hanyalah milik Dia. Tidaklah penting saya ini meyakini apa dan yang mana karena saya tidak mau dinilai oleh manusia. Yang lebih utama adalah apa yang saya lakukan dan bisa berikan untuk semua. Yang harus saya jaga dan kerudungi adalah hati saya bukan yang lain. Salah atau benar bisa menjadi salah dan benar di mata manusia namun kebenaran itu mutlak. Biarlah Dia yang menentukannya, manusia hanya bisa melakukan yang terbaik. Terbaik pun bukan hanya untuk diri sendiri saja tetapi bagi semua dan biarlah Dia yang tahu dan yang menentukannya.  Semua ada posisi, tempat, dan waktunya masing-masing yang seharusnya ditempatkan dengan sebenar-benarnya. Kita adalah sama dalam perbedaan karena cinta-Nya. Selamat Hari Natal. May Christmas brings you white and wise. Selamat menikmati hari-hari libur yang panjang. Damai di hati, damai di bumi. Salamhangat penuh cinta selalu, Mariska Lubis BilikML

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun