Mohon tunggu...
Mario F. Cole Putra
Mario F. Cole Putra Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Siapa-siapa

Orang yang Biasa-biasa Saja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Peribahasa Orang Manggarai untuk Para Pencari Nafkah

22 Juni 2021   11:47 Diperbarui: 22 Juni 2021   12:40 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: asiatoday.id

Homo faber. Begitulah bunyi dari istilah Latin untuk menggambarkan bahwa manusia adalah makhluk pekerja. Dengan bekerja, dia bisa makan. Manusia tidak bisa hidup tanpa bekerja. Untuk bisa makan, dia harus bekerja.

Seorang Rasul Paulus, dalam surat keduanya kepada umat di Tesalonika memberi peringatan keras: "Jika seorang tidak mau bekerja, jangalah ia makan" (2 Tes 3:10). Alasan rasul Paulus sangat jelas, karena dia sendiri mendengar bahwa ada orang-orang di Tesalonika yang tidak mau bekerja tetapi hanya menginginkan hasil keringat orang lain (2 Tes 3:11-12). Ini sangat parah.

Peringatan "untuk bisa makan harus bekerja dulu" berlaku di mana-mana. Termasuk di Manggarai. Orang-orang Manggarai menyadari bahwa mereka tidak bisa makan bila tidak bekerja. Bekerja adalah aksi pertama untuk bisa mendapatkan makan. Dengan bekerja, orang-orang Manggarai bisa memperoleh makan, berikut bisa bertahan hidup.

Maka, untuk orang-orang Manggarai, ada satu go'et (secuil penjelasan tentang apa itu go'et, bisa dilihat pada tulisan saya di sini) atau peribahasa terkenal yang memotivasi orang-orang Manggarai untuk bekerja. Go'et itu berbunyi:

Duat gula-we'e mane agu dempul wuku-tla toni

Go'et ini memiliki arti harafiah, yakni berangkat kerja pagi lalu pulang sore hari dan bekerja sampai kuku tumpul dan punggungpun terluka/pecah-pecah karena tersengat sinar matahari.

Kata-kata yang muncul dalam go'et ini, sangat jelas ditujukan kepada para petani. Mayoritas orang Manggarai bekerja sebagai petani. Mereka bangun dan pergi ke kebun pagi-pagi lalu pulang rumah sore hari. Mereka membiarkan kaki terendam lumpur. Dan mereka membiarkan diri ditimpa panas terik matahari.

Makna untuk para petani dalam go'et ini sangat jelas, bahwa seorang petani harus bekerja keras untuk bisa memperoleh panenan berlimpah sehingga menghidupi dirinya dan keluarga. Jika dia tidak bekerja, dia dan keluarganya tidak bisa makan.

Akan tetapi, go'et ini bisa diperluas sasarannya. Bukan hanya petani saja yang perlu bekerja keras, tetapi yang bukan petani pun harus bekerja keras pula. Mereka yang bekerja sebagai nelayan, guru, pegawai kantor, polisi, tentara, dan sebagainya perlu juga bekerja keras agar bisa menghidupi diri sendiri dan keluarganya.

Ya, untuk bisa makan memang harus bekerja dulu. Tidak ada orang yang hanya tidur-tiduran atau malas-malasan saja, tiba-tiba bisa makan enak. Semua harus bekerja dulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun