Mohon tunggu...
Mario F. Cole Putra
Mario F. Cole Putra Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Siapa-siapa

Orang yang Biasa-biasa Saja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Peribahasa Orang Manggarai untuk Perdamaian

12 Juni 2021   14:41 Diperbarui: 12 Juni 2021   14:42 1917
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: radarflores.com

Dunia kita hari-hari ini sedang dalam kondisi yang carut marut. Di mana-mana terjadi pertikaian. Peperangan sangat sulit untuk dihentikan. Situasi geopolitik antara negara yang cenderung tidak stabil memaksa mereka untuk bersaing satu sama lain sembari membuat negara lain tersiksa.

Di negara kita sendiri, Indonesia, juga tidak ketinggalan carut marutnya. Konflik antar agama sulit dibendung. Kasus pembunuhan, tawuran, saling hojat antar daerah, merupakan segelintir noda kotor yang saat ini kita saksikan di mana-mana.

Kasus-kasus itu memperlihatkan bagaimana perdamaian itu amat sulit untuk diwujudkan. Memang, dalam kehidupan bersama gesekan-gesekan tidak dapat kita hindarkan. Selalu saja ada sesuatu yang memantik api dalam kehidupan bersama.

Kendati demikian, dalam hidup bersama, perdamaian adalah nilai yang tidak bisa dilepaskan begitu saja. Perdamaian harus tetap tertanam dalam kehidupan bersama. Perdamaian harus menjadi prinsip hidup bersama.

Terkait dengan hal itu, ata (orang) Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur memiliki peribahasa yang sekiranya sangat relevan dengan situasi sekarang ini. Orang Manggarai menyebut peribahasa mereka dengan nama Go'et.

Go'et merupakan lirik atau sajak bernas yang biasa dinyanyikan atau didaraskan oleh orangtua kepada anak-anak mereka. Konteksnya pengucapan go'et ini bisa didengarkan ketika diadakan acara adat, ketika berada di kebun, maupun ketika keluarga sedang berkumpul di malam hari.

Ajaran mengenai hidup damai, untuk orang Manggarai sering disebutkan sebuah go'et yang berbunyi:

Ite Ca Cewak Neka Pande Behas, Ite Ca Lide Neka Pande Bike

Arti harafiah dari go'et ini adalah kita yang satu ibu atau satu ayah harus bersatu. Go'et ini sering diucapkan pada saat upacara pendamaian pihak-pihak yang terlibat dalam pertikaian.

Misalnya, pertikaian yang terjadi adalah soal perebutan tanah. Mula-mula, mereka yang bertikai dipanggil untuk duduk bersama di Mbaru Gendang (rumah ada orang Manggarai). Di dalam Mbaru Gendang, mereka akan duduk bersama atau padir wa'i rentu sa'i. Duduk bersama ini mencerminkan bahwa pihak-pihak terkait saling duduk berhadapan dengan posisi duduk lesehan dan siap melihat secara mendalam soal yang dihadapi, kemudian mencari solusi. Dalam pada itu juga, mereka berbicara soal perdamaian antar pihak yang bertikai.

Ketika duduk bersama, go'et tersebut didaraskan agar mereka yang terlibat dalam pertikaian mengingat kembali bahwa mereka adalah saudara, mereka berasal dari satu ibu dan satu ayah, maka mereka yang bertikai harus bersatu dan masalah yang ada dibicarakan secara bersama dan baik-baik.

Go'et ini tidak hanya untuk saudara sekandung yang sedang bertikai. Go'et ini juga untuk mereka yang tidak sekandung. Mereka yang tidak sekandung juga diingatkan akan pentingnya persaudaraan. Mereka yang bertika diingatkan bahwa mereka juga adalah saudara, mereka berasal dari nenek moyang yang sama, yang telah bersusah payah membangun Manggarai, Tanah Nuca Lale. Bersaudara tidak berarti harus sedarah.

Orang Manggarai sadar akan hal itu. Orang Manggarai sadar bahwa keberadaan mereka berasal dari sumber yang sama. Untuk itu, semua adalah saudara. Dari kesadaran itu, jika ada pertikaian antar sesama orang Manggarai, maka harus segera didamaikan!

Hemat penulis, go'et-nya orang Manggarai ini sangat relevan dengan situasi saat ini. Pertikaian, peperangan, kekerasan antar kelompok, dapat diselesaikan dengan duduk bersama, bicara bersama. Masing-masing orang perlu mawas diri dan berpikir bahwa semua orang di dunia ini adalah saudaranya, walau tidak sedarah.

Jalan satu-satunya agar tatanan dunia menjadi baik adalah dengan berdamai. Kehidupan bermasyarakat menjadi baik adalah dengan hidup damai satu dengan yang lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun