Mohon tunggu...
Mario Oktavianus Sinaga
Mario Oktavianus Sinaga Mohon Tunggu... Jurnalis - Ketua Umum Komunitas GM "MARSIA"

"BERANI BERUBAH BERANI MENGUBAH INDONESIA BERUBAH"

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Saatnya Kota Medan Harus Betul-Betul Berbenah dan Bersih dari Paham Radikalisme

14 November 2019   00:46 Diperbarui: 14 November 2019   00:55 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mario Oktavianus Sinaga,Dewan Pimpinan DaerahSahabat Polisi Sumut

Sebagai ideologi, radikalisme bermakna untuk individu. Akan tetapi sebagai sistem politik, radikalisme tidak demokratis dan mengarah pada penindasan. Dibalik ketenangan Kota Medan saat ini sebenarnya telah terjadi gempa bumi politik terus menerus di dalamnya.

Kota Medan yang terbilang Kota Berbilang Kaum masih menghantui sistem politik kadrun yang begitu kejam dengan persaingan yang kurang sehat dan memiliki sarat tuna adab alias tak beradab dan biadab. Politik kadrun penuh intrik, banyak taktik, dengan menghalalkan segala cara yang ditempuhnya !!

Ekxtrimisme situasi politik di Kota Medan saat ini meliputi 2 hal pokok yang harus kita perhatikan secara seksama yaitu sebuah diagnosa yang sangat sederhana mengenai permasalahan di Kota Medan ini, dan sebuah keyakinan bahwa ada orang-orang jahat dibalik itu semua.

Hanya politisi yang tidak turun kelapangan yang 'imun' dari melakukan kesalahan. Kesalahan merupakan hal inheren dalam tindakan politik. Mungkin memang suatu ilusi untuk mengubah keadaan tanpa jalan politik, tapi sering perubahan politik hanya sekedar perubahan bentuk panggung dan nama aktor yang karna persis seperti cerita lama yang menjadikan hasilnya sangat mengecewakan.

Selama rakyat belum mencapai kekuasaan politik atas negri (Kota Medan) ini sendiri, maka sebagian atau syarat-syarat hidupnya baik ekonomi maupun sosial maupun politik diperuntukkan bagi yang bukan kepentingannya bahkan bertentangan dengan kepentingannya.

Maksudnya adalah bahwa rakyat Kota Medan hingga kini blom betul-betul merdeka ? Tidak pernah sampai sekarang, karna saat ini terorisme sedang berkuasa. Semua dijadikan barang dagangan, bahkan juga politik partai dan manusia. Yang semuanya dipandang sebagai barang dagangan semata.

Inilah konsekuensinya jika politik dipenuhi drama, urusan publik pun menjelma jadi sekedar pertunjukan bak ibarat telenovela. Kita perlu belajar dari sejarah yang bgtu jelas, mengurangi gaduh politik yang kerap tak berkelas.

Iblis tidak berjarak dengan diri kita, dengan karakter budaya politik dan pasar sejarah kita. Malah jikalau diperhatikan Tuhan lah yang jaraknya cenderung semakin menjauh dari kita, kecuali jika pas kita perlukan untuk memperoleh keuntungan ataupun mentopengi muka.

Sejatinya agama diajarkan kepada manusia agar ia memiliki pengetahuan dan kesanggupan untuk menata hidup, menata diri dan alamnya, menata sejarah, kebudayaan serta politik.

Politisi tidak pernah percaya atas ucapannya sendiri, mereka justru terkejut bila rakyat mempercayainya. Ketika politik mengajarkan bahwa tugas politikus itu sejatinya adalah melaksanakan kehendak rakyat, namun yang terjadi mereka hanya mementingkan dirinya sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun