Mohon tunggu...
Albertus Romario
Albertus Romario Mohon Tunggu... Seniman - PENULIS

Deo Gratias

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mawar Ini Mawar Duka

26 Oktober 2021   18:56 Diperbarui: 26 Oktober 2021   19:03 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mawar ini mawar duka,
Mawar yang kupetik selepas awan kelabu baru saja berlalu.
Sementara dari kelopak kecilnya,
yang merekah pada guliran waktu yang melaju tanpa ragu,
berbisik tentang tumpukan memori-memori bisu,
yang telah mengkristal pada bening embun di penghujung pagi.
Lihat! Dia memandang penuh tatapan sayu,
dan terkulai layu pada gundukan hati,
yang mengaraknya kepada mahligai rindu.
Lalu kuncup-kuncup kuncup mungilnya merekah di sekelimun kalbu,
Tampak seperti barisan pelangi yang datang di akhir badai tempias hujan.
Tetapi kini, mawar ini perlahan berdekut membisu,
Hanya berpasrah pada semilir angin yang datang lalu pergi,
Laksana irama musik yang bermain kemudian berhenti.
  Seseduh harapan menguap pada singgasana Langit Mahasuci,
Tempat menaruh segala impian dan harapan yang tertulis abadi pada kedua loh hati.
Hingga mawar ini pun tumbuh subur dan berbinar penuh ceria,
Di taman tempat kita menyatu dalam pucuk-pucuk cinta,
Agar kebersamaan ini terkenang abadi selalu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun