Mohon tunggu...
Albertus Romario
Albertus Romario Mohon Tunggu... Seniman - PENULIS

Deo Gratias

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Elegi Anak Lara

21 Oktober 2021   23:04 Diperbarui: 21 Oktober 2021   23:51 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku, kumpulan anak lara lagi kumuh,
Memetik nada guratan hidup
Berkabung duka sungkan terujar
Untuk siapa wajah ditengadahkan?

Tatapanku hampa. Hampa sekali.
Tetapi aku tersungkur di depan langit suci
Terurai syahdu untukmu bayi mungil,
Yang membusuk di parit buatan ibumu,
Ketika tembang lawas suara alam
Terdengar serak tak beraturan.

Kini aku telah menjumpai
Nasib gelap terbahak bersorak
Dalam kematian anak-anak tak berdosa. Ia dibunuh ibunya.

Aku takkan menghiburmu dengan lagu-lagu merdu
Atau puisi-puisi tersusun indah menawan
Sungguh, aku tak bisa. Aku tak sanggup.
Biarkanlah gemericik air parit itu berpadu,
Berbisik padamu tentang surga kudus dalam renungan abadi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun