Mohon tunggu...
Albertus Romario
Albertus Romario Mohon Tunggu... Seniman - PENULIS

Deo Gratias

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Inilah Aku

19 Oktober 2021   21:58 Diperbarui: 19 Oktober 2021   22:10 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inilah aku,
Dengan segudang duka meleleh di kalbuku,
Mengaduh nyeri setiap penaka waktu berlalu,
Mengerang sakit sepanjang degub hari bertalu.

Dulu,
Aku pikir semua baik-baik saja,
Aku keliru.
Saat lambaian dedaunan jiwaku memanggilmu selalu,
Dan elegi sanubariku berlagu tembang gembira.

Tetapi kini,
Tiada yang bisa aku miliki lagi,
Selain nasibku penat menangkap sunyi,
Dan sekawanan luka berkerat-keratan membakar diri,
Rasanya seperti lahar api bergolak tinggi.

Jika saat ini engkau datang kepadaku,
Aku takut sekali. Aku gemetar kaku.
Kenangan-kenangan usang yang tertinggal di sukmaku,
Dan pucuk cinta yang sudah layu,
Serta belukar rindu yang merunduk malu,
Akan bercerita kepadamu,
Tentang keluhan kepedihan hatiku yang kelu.

Ah, tentang ini,
Aku tak akan pernah mau bercerita lagi,
Di depan horison wajahmu yang selalu rona-ceria,
Sebab, engkau terlalu muda dan belia,
Untuk bisa memahami ini semua.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun