Mohon tunggu...
Mario Fernandes
Mario Fernandes Mohon Tunggu... Lainnya - Sekolah Kajian Strategik dan Global Universitas Indonesia

mario.fernandes@ui.ac.id

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sinopsis The End of History and The Last Man by Francis Fukuyama

1 November 2020   09:00 Diperbarui: 1 November 2020   09:12 1547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

The Coldest of All Coldest Monsters - Di akhir sejarah, tampaknya tidak ada pesaing ideologi yang serius yang masih tersisa untuk melawan demokrasi liberal. Di masa lalu, orang menolak demokrasi liberal karena mereka percaya demokrasi itu kalah unggul dibandingkan monarki, aristokrasi, teokrasi, fasisme, totalitarianisme komunis, atau ideologi apapun yang mereka yakini.

Namun sekarang, di luar dunia Islam, tampaknya terdapat konsensus umum yang menerima klaim demokrasi liberal, sebagai bentuk pemerintahan yang paling rasional. Yakni, negara yang mewujudkan secara paling penuh atas hasrat-hasrat irasional ataupun pengakuan rasional.

The Tymotic Origins of Work - Liberalisme ekonomi menyediakan jalan optimal menuju kemakmuran bagi setiap orang yang ingin memanfaatkannya. Bentuk tymos yang "tidak rasional" terus memengaruhi perilaku ekonomi dalam berbagai cara yang berkontribusi pada kekayaan atau kemiskinan suatu negara.

Dan berlanjutnya perbedaan-perbedaan ini dapat berarti bahwa kehidupan internasional akan semakin dilihat sebagai persaingan bukan antara ideology tetapi antara budaya yang berbeda.

Empires of Resentment, Empires of Deference - Dampak budaya terhadap pembangunan ekonomi, baik sebagai stimulus ataupun kendala, menunjukkan potensi hambatan yang akan datang. Ilmu ekonomi modern, proses industrialisasi ditentukan memaksa homogenisasi umat manusia, dan menghancurkan berbagai budaya tradisional dalam prosesnya.

Tetapi mungkin tidak memenangkan setiap pertempuran, sebaliknya menemukan bahwa budaya tertentu dan manifestasi"tymos" tertentu sulit dicerna. Dan jika proses homogenisasi ekonomi berhenti, prosesnya demokratisasi akan menghadapi masa depan yang tidak pasti juga. Banyak orang di dunia yang percaya bahwa mereka menginginkan kemakmuran kapitalis dan demokrasi liberal pada tingkat intelektual, tidak semua orang akan bisa mendapatkannya.

The Unreality of Realism - Realisme memainkan peran yang besar dan bermanfaat dalam membentuk pemikiran kebijakan luar negeri Amerika setelah Perang Dunia II. Realisme merupakan kerangka kerja yang tepat untuk memahami politik internasional pada periode ini karena dunia beroperasi sesuai dengan premis realis.

Realis mencerminkan kebenaran abadi, dunia menjadi terbagi antara negara-negara dengan ideologi yang sangat berbeda dan saling bermusuhan. Realisme adalah pandangan yang tepat tentang politik internasional untuk abad yang pesimis, dan tumbuh secara alami dari sejarah kehidupan.

The Power of the Powerless -- Fukuyama menyampaikan bahwa Realisme bertumpu pada dua hal fondasi yang lemah, sebuah reduksionisme yang tidak dizinkan tentang motif dan prilaku masyarakat manusia dan kegagalan untuk menjawab pertanyaan tentang sejarah.

Dari bentuk paling murni, realisme mencoba untuk menghalau semua pertimbangan politik dan untuk menyimpulkan kemungkinan perang dari struktur sistem negara saja. Menurut salah satu realist, konflik biasa terjadi di antara negara karena sistem internasional menciptakan insentif yang kuat agresi, negara berusaha bertahan hidup dari anarki dengan memaksimalkan kekuasaaan mereka relative terhadap negara bagian lain. 

Tetapi bentuk realisme murni secara diam-diam diperkenalkan kembali asumsi tertentu yang sangat reduksionis tentang sifat alamiah manusia yang membentuk sistem. Generasi realis Morgenthau, Kennan, Niebuhr, dan Kissinger mingizinkan beberapa pertimbangan tentang karakter internal negara untuk masuk kedalam analisis mereka, dan oleh karena itu dapat memberikan penjelasan yang lebih baik tentang alasan konflik internasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun