Mohon tunggu...
Marida fitriani
Marida fitriani Mohon Tunggu... Dosen - Informatif ,edukatif & bermanfaat

Yakin Usaha Sampai

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perempuan Jangan Ragu Berkontribusi

21 Oktober 2021   22:53 Diperbarui: 21 Oktober 2021   23:30 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo: perempuan saat memberikan sosialisasi tekhnis pemungutan suara ( dok: F3)

Dalam Islam, kedudukan perempuan dan laki-laki adalah sama. Sama-sama makhluk Allah, sama-sama menyembah Allah, dan pahala mereka sesuai dengan ujian dan perbuatan mereka.


Untuk itu pula tidak ada perbedaan yang mengharuskan perempuan hanya bekerja di wilayah domestik dan laki- laki di wilayah publik. Kedua wilayah tersebut dapat di masuki oleh perempuan dan laki- laki.

Bila kita melihat jauh kebelakang saat kita mulai masuk ke sekolah , umumnya perempuan memperoleh rangking 1 , 2 dan 3 dibanding laki- laki . Hal tersebut terus berlanjut sampai ke perguruan tinggi.

Namun ketika memasuki dunia kerja , banyak sekali perempuan - perempuan yang bekerja tidak lagi di puncak / memimpin melainkan menjadi guru, perawat , PNS dan staf perusahaan serta lainnya . Itu semua menunjukkan bahwa perempuan tetap mampu bekerja dan memberi kontribusi kepada negeri ini.

Jumlah perempuan yang lebih banyak ketimbang laki- laki memberi arti tersendiri bahwa kehadiran perempuan dibanding laki- laki pada sebuah pekerjaan dimanapun itu adalah sebuah kewajaran .

Perempuan diperlukan dalam setiap dimensi kehidupan bukan karena ingin sama dengan laki- laki melainkan agar perempuan terwakili dalam setiap pengambilan keputusan .

Masyarakat luas umumnya berpandangan bahwa perempuan harus bekerja di ranah domestik(mengurus anak dan rumah) tanpa terlibat di ranah publik , andaikan diberikan pertanyaan kepada perempuan memilih bekerja diranah publik atau domestik maka perempuan bisa menjawab tidak memilih akan tetapi melakukan kedua- duanya.

Saat perempuan bekerja diluar rumah seperti di sekolah, di kantor dan di perusahaan maka pada saat itu pula perempuan telah berbaur bersama laki- laki memberikan kontribusi kepada negara ini , hal ini tidak jauh berbeda ketika perempuan memilih pekerjaan seperti menjadi anggota legislatif , penyelenggara pemilu dan partai politik. Hanya saja pada saat mereka memilih menjadi anggota legislatif misalnya maka mereka bekerja sedikit lebih spesifik yaitu memperjuangkan hak- hak perempuan agar setara dengan laki- laki.

Terhadap banyaknya kasus- kasus perempuan yang terjadi belakangan ini, sangat banyak perempuan yang terlibat dalam mengadvokasi hal tersebut, walau mungkin perannya masih kecil namun faktanya perempuan sudah berbuat untuk membela sesama manusia .

Perempuan yang selalu di pandang sebelah mata terlebih hanya untuk memenuhi kuota menjelang Pemilu merupakan hal yang keliru karena tanpa pemilihan perempuan apa yang terjadi dengan partisipasi di pemilu , jumlah pemilih perempuan yang lebih banyak ketimbang laki - lakilah sebenarnya menuntut perempuan hadir dalam setiap dimensi kehidupan terlebih pemilu.

Kontribusi nyata perempuan yang selama ini kita rasakan baik di bidang sosial , pendidikan, ekonomi jangan sampai tereduksi dikarenakan bahwa perempuan tidak layak bekerja di ranah politik.
Baik di politik , sosial , ekonomi, pendidikan dan budaya tetap membutuhkan kebijakan- kebijakan yang nantinya di nikmati dan di patuhi oleh seluruh masyarakat tanpa terkecuali perempuan.

Oleh karna itu penting adanya kontribusi perempuan sebagai perwakilan kaumnya dan sebagai yang melaksanakan dan penerima kebijakan karena hanya perempuan yang mengerti tentang perempuan. Bagaimana bisa perempuan melaksanakan sebuah kebijakan yang tidak sensitive terhadap perempuan , dan bagaimana pula para perempuan bisa berharap kebijakan - kebijakan yang ada berpihak kepadanya kalau yang membuat kebijakan tidak memahami kebutuhan- kebutuhan perempuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun