Mohon tunggu...
Maria YosefaMoa
Maria YosefaMoa Mohon Tunggu... Mahasiswa - @ifa_moa

Always follow your heart. But don't forget to bring your brain too.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Dengan G1R1J untuk Menurunkan Angka DBD di Tengah Pandemi Covid-19

26 Januari 2022   23:40 Diperbarui: 26 Januari 2022   23:43 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri: Maria Yosefa Moa, Mahasiswa S1 Universitas Diponegoro Semarang sedang memberikan edukasi kepada masyarakat terkait DBD 

Tangerang (26/1/2022); Peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue ditengah Pandemi Covid-19 perlu menjadi perhatian khusus. Hal ini juga terjadi di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Ciledug Kota Tangerang dimana dalam 2 minggu terakhir dilaporkan terdapat 4 kasus Demam Berdarah Dengue. 

Dari permasalahan ini, sangatlah penting edukasi kepada masyarakat tentang penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) itu sendiri mulai dari penyebab, tanda dan gejala, penanganan serta cara pencegahan terhadap penyakit ini.

Hal inilah yang menjadi dasar dalam Kegiatan Penyuluhan tentang "Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J) dalam penanganan Demam Berdarah " oleh Maria Yosefa Moa yang kerap disapa Ifa, mahasiswa S1 Universitas Diponegoro Semarang dalam KKN (Kuliah Kerja Nyata) Mandiri yang dilakukan di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Ciledug (Kamis,13/1/2022).

dokpri: Maria Yosefa Moa, Mahasiswa S1 Universitas Diponegoro Semarang sedang memberikan edukasi kepada masyarakat terkait DBD 
dokpri: Maria Yosefa Moa, Mahasiswa S1 Universitas Diponegoro Semarang sedang memberikan edukasi kepada masyarakat terkait DBD 
Demam berdarah adalah penyakit akut yang disebabkan oleh virus dengue, yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegepty. Penyakit ini ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis, dan menjangkit luas di banyak negara di Asia Tenggara termasuk di Indonesia. 

Demam berdarah yang lebih parah ditandai dengan demam tinggi yang bias mencapai suhu 40-41 0C selama dua sampai tujuh hari, wajah kemerahan, dan gelaja lainya yang menyertai demam berdarah ringan. 

Berikutnya dapat muncul kecenderungan pendarahan,seperti memar, hidung dan gusi berdarah, dan juga pendarahan dalam tubuh. Pada kasus yang sangat parah, mungkin berlanjut pada kegagalan saluran pernapasan, shock bahkan kematian.

"Masyarakat harus terus diedukasi tentang penyakit Demam Berdarah Dengue yang sedang meningkat karena masih banyak yang menanggap sepele dengan kebersihan lingkungan dimana lingkungan yang tidak terawat dan banyak genangan air justru menjadi tempat perindukan nyamuk  aedes aegepty pembawa virus dengue." kata Ifa. 

Karena ditularkan oleh nyamuk, maka penanganan dalam penyebaran virus ini lebih tepat dilakukan melalui kegiatan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dengan 3M PLUS (Menutup tempat penampungan Air, Menguras tempat penampungan air, Mendaur Ulang sampah yang bisa menampung air PLUS Memeriksa jentik nyamuk secara berkala, menghindari gigitan nyamuk dengan menggunakan kelambu/ lotion anti nyamuk, mengurangi gantungan pakaian dalam rumah dan juga tumpukan barang serta menanam tanaman pengusir nyamuk atau denganmemelihara ikan pemangsa jentik nyamuk).

Menurutnya, sangatlah sulit merubah mindset masyarakat yang selalu menganggap fogging/ pengasapan adalah satu-satunya cara untuk menangani Demam Berdarah Dengue. 

Namun dengan edukasi dan pendekatan lintas sektor yang juga didukung oleh Kepala UPT Puskesmas Ciledug, beberapa kalangan masyarakat mulai memahami tentang penanganan kasus DBD di masyarakat terlebih dengan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik.

"Selain itu dimasa pandemi ini sebaiknya mengurangi fogging/ pengasapan jika memang bisa dicegah dengan PSN mengingat dengan fogging sangat mengganggu kesehatan (pernafasan) juga menjadikan nyamuk resisten serta merusak lingkungan jika sering terpapar obat dari pengasapan ini." tambahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun