Mohon tunggu...
Maria AnnaTeguh Lestari
Maria AnnaTeguh Lestari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga

Ibu rumah tangga berkreasi dalam menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tahta Cinta

2 April 2020   09:27 Diperbarui: 2 April 2020   09:43 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Cinta itu misteri Ilahi yang nyata,semua orang bisa berkata kata tentang cinta ,perihal cinta. Tapi apakah cinta hanya untuk dikatakan?.

Seorang wanita ada saatnya bertemu tambatan hatinya yg dengan hatinya menyatakan cinta dan ingin berpadu seia sekata ,berjalan berdampingan seumur hidupnya.Diperjalanan waktu si wanita tersakiti dan membenci sepanjang usia....kemanakah Cinta?

saat Cinta sudah menumbuhkan buah cinta yang sempurna karena memang karya dari sang Maha Sempurna,tapi saat badai melanda ,tahta cinta terenggut dan meninggalkannya selamanya.Bukan cinta bila akhirnya ada benci dan dendam.

Sebaiknya Cinta selalu ditahtakan walau tersakiti dan terabaikan,bisakah? Benci dan dendam bukan wujud akhir Cinta,wujud akhir cinta adalah memaafkan,mengalah dan ikhlas,karena yang terjadi bukan karena cinta yang salah tapi memang badai itu lebih dahsyat dan berusaha menghempaskan cinta dari tahtanya.

Cinta juga menguasai para orang tua kepada sang buah hatinya.Terkadang penempatannya berlebihan sehingga membuat buah cinta terkungkung dalam kemanjaan dan ketidakmandirian.Cinta yang terbentuk kadang melupakan bahwasana sang buah cinta adalah manusia yang juga harus merasakan tahta cinta yang sesungguhnya dan kelak dia juga harus mentahtakan cinta pada tempat yang seharusnya.

Cinta orang tua terkadang membuat anak merasakan kenyamanan yang berlebihan dan mengganggap cinta orang tuanya tidak harus berproses dalam dirinya untuk mendewasakannya dalam mengarungi hidup ini.Banyak hal yang bisa kita lihat mengenai cinta ini,anak yang menghempaskan cinta orang tuanya ke jurang yang paling dalam dengan tindakan tindakan amoral dan kriminal yang dilakukannya,siapa yang salah?cinta.....bukan !

Tidak ada yang salah,yang  ada hanya proses penempatan cinta itu pada tahta yang tidak seharusnya.Cinta orang tua yang tulus digambarkan sebatas cinta materi dan pemenuhannya pada kebutuhan jasmani,disaat kebutuhan itu tidak terpenuhi,maka cinta sesungguhnya akan dihempaskan.

Cinta yang utama adalah cinta Sang Maha Pencipta kepada manusia makhluk  ciptaannya . Ajaib Tuhan dengan tahta cintanya menempatkan kita sebagai manusia di dunia yang indah dan merupakan Mahakarya yang Luar Biasa ini.Lalu bagaimana manusia menyikapinya?

Setiap Manusia hendaknya menempatkan Cinta Tuhan pada tahtanya yang agung,apakah dengan kesombongan,apakah dengan keegoisan,apakah dengan semena mena pada ciptaan yang lain.

Menurut saya tidak, justru Cinta itu bisa ditahtakan pada kesederhanaan,rasa mengalah,sabar,dan keikhlasan.Sederhana dalam tindakan dan keseharian kita karena semua kesenangan dan kebahagiaan kita semata mata adalah berkat dan karena Tuhan Yang Maha Esa.

Kita juga harus mengasah seni mengalah dalam segala hal,dalam penyelesaian segala hal persoalan manusia,karena manusia yang bisa mengalah termasuk mengalahkan dirinya sendiri adalah manusia yang sudah mentahtakan cinta Tuhan pada tempatnya yang tepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun