Mertua adalah orang tua dari pasangan halal kita kelak. Atau mungkin ada di antara pembaca yang sudah menikah, maka orang tua pasangan adalah mertua kita saat ini.Â
Tentu saja menikah tujuannya selain mempersatukan dua orang individu yang berbeda, juga mempersatukan dua keluarga besar baik dari pihak istri maupun dari pihak lelaki.
Dalam hidup berumah tangga tentu diperlukan penyesuaian atau adaptasi diantara suami istri maupun keluarga besar. Sepasang suami istri ketika telah menikah tentu harus memikirkan dimana mereka akan tinggal ke depannya.
Jika pasangan suami istri belum sanggup untuk memiliki rumah sendiri, maka biasanya disarankan untuk tinggal di rumah orang tua, entah itu rumah orang tua dari pihak istri maupun dari pihak suami.
Tentu saja salah satu pasangan harus beradaptasi dengan mertua dikarenakan harus berinteraksi setiap hari dengan orang tua pasangan, di sinilah tentunya konflik akan mulai terjadi. Bersyukur yang tidak pernah ada konflik sama sekali ketika hidup dengan mertua.
Adapun permasalahan yang kerap muncul jika hidup serumah dengan mertua biasanya:
Perbedaan selera makanan
Tentu satu rumah menerapkan manajemen hidup yang berbeda dengan rumah lainnya. Anggap saja suatu rumah terbiasa masak untuk seluruh anggota keluarga, sementara ada rumah yang bisa masak berbeda menu sesuai jumlah kepala keluarga yang ada di sana.
Bagaimana jika kalian hidup di rumah mertua yang menerapkan manajemen memasak untuk seluruh anggota keluarga sementara selera makan kalian berbeda jauh?Â
Wah agak repot nih, gak mungkin donk kalian menyatakan terang-terangan kalau tidak suka masakan mertua! Bisa perang dunia ketiga nih ceritanya.
Rasa bingung, takut dan sungkan ketika harus bersikap ke mertua
Hayo ngaku deh kalau selama ini kalian bersikap cuek dengan orang tua kandung sendiri. Coba ingat-ingat sikap kalian ketika dulu sebelum menikah dan tinggi di rumah orang tua kandung.Â