Mohon tunggu...
Maria Soraya Az Zahra
Maria Soraya Az Zahra Mohon Tunggu... -

Spesialis Transkriptor Verbatim | Blogger di www.mariasoraya.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ibu Rumah Tangga Tampil Beda dan Bahagia, Kenapa Enggak ?

21 November 2017   23:28 Diperbarui: 21 November 2017   23:56 1043
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Jalan-jalan  terus ya, Bu ?" Sapaan itu acapkali mampir tiap kali saya berpapasan  dengan tetangga di depan gang.  Kadang, yang nanya pasang muka nyinyir  komplit dengan pertanyaan : "Kalau jalan-jalan gitu terus, berarti  enggak pernah masak di rumah ?" atau "Enak ya setiap hari pergi-pergi  gitu, saya mah di rumah aja,". Kadang saya menimpali dengan senyum.  Kadang, saya menjawab pendek 'iya ada perlu'. Enggak semua pertanyaan  itu harus dijawab tho. Karena, daya tangkap setiap orang berbeda-beda.  Dan, isi hati antara satu orang dengan yang lain pun tidak sama. 

Setelah  menikah di tahun 2012, saya memilih menjadi Ibu Rumah Tangga, pekerjaan  impian setelah saya menghabiskan masa lajang dengan menjadi pekerja  kantoran. Alhamdulillah, suami dan orang tua saya mendukung penuh.  Terutama, orang tua yang tahu saya memiliki potensi di dunia menulis.  Pesan Mamah hanya satu "Mamah ini Ibu Rumah Tangga, produk jaman dulu  yang mau apa-apa serba terbatas. Kamu anak jaman sekarang, mau bekerja  ya bisa dari rumah. Kamu bisa menulis, kamu bisa ini itu. It's okay  menjadi Ibu Rumah Tangga. Tapi, jangan menjadi Ibu Rumah Tangga biasa."

Awalnya,  bayangan tentang bekerja di rumah itu INDAH. Setelah suami berangkat,  sambil dasteran bisa langsung buka laptop untuk cek e-mail. Atau, enggak  perlu kemana-mana yang penting fasilitas bekerja (laptop dan internet)  aman. Ternyata, banyak tantangannya untuk bekerja di rumah. Apalagi,  saya tinggal di tengah-tengah masyarakat yang kebanyakan bekerja di  sektor non-formal. Di kelompok ini, lazimnya, perempuan hanya ada dua  pilihan. Kalau bekerja, berarti bekerja kantoran. Kalau Ibu Rumah Tangga  ya kegiatannya seputar dapur, sumur, kasur. 

Enggak ada istilahnya Ibu  Rumah Tangga yang punya pekerjaan di rumah. Saat saya sedang banyak  orderan dan menghabiskan sepanjang hari dengan bekerja di dalam rumah,  biasanya tetangga bakal bertanya "Betah amat seharian di dalam rumah,  Bu. Enak ya bisa tidur seharian". Atau, saat saya lebih sering keluar  rumah untuk mengambil orderan, pertanyaannya akan menjadi seperti  kalimat pembuka tulisan ini. 

Di lingkungan tempat tinggal saya,  setelah para suami berangkat kerja, satu-persatu tetangga yang  berprofesi sebagai Ibu Rumah Tangga keluar dari rumah bersama anaknya.  Tak lupa membawa sepiring nasi dan minuman. Sembari menyuapi anak, para  Ibu Rumah Tangga ngobrol ngalor-ngidul. Dari mulai urusan berat badan  anak yang enggak naik-naik hingga harga bawang merah di tukang sayur A  yang kebangetan mahal. Menyenangkan memang selalu tahu dunia per-Ibu  Rumah Tangga-an. Apalagi dalam sehari bisa 3 kali nongkrong di rumah  tetangga yang berbeda.

 Misalnya, jam 9 pagi nongkrong sambil menyuapi  anak sarapan di teras rumah Jeung Marni. Jam 1 siang, nongkrong sambil  menyuapi anak makan siang di teras rumah Jeung Darsi. Lalu, jam 4 sore  setelah anak mandi giliran menyuapi anak di teras rumah Ceu Kokom. Saya  pernah selama 3 hari berturut-turut mengikuti jadwal nongkrong sesama  Ibu Rumah Tangga di rumah dan hasilnya ... saya malah tidak bahagia,  berasa enggak produktif dan hidup seperti mundur sekian ratus tahun ke  belakang. Ternyata, GueBeda !

noooooooooo
noooooooooo

Saya  pun kembali pada rutinitas pekerjaan di rumah. Mengerjakan orderan  transkrip suara, menulis artikel atau berkegiatan di dunia blogging. Sesekali masih nongkrong tetapi tidak rutin. Hingga suatu hari, "Ibu  ibu, kita di sini semua kan udah punya handphone. Gimana kalau kita  punya whatsapp group (WAG) ?" saran saya. Ibu-ibu tetangga tertarik  dengan gagasan saya. Yang belum punya aplikasi whatsapp pun ikut  tertarik. 

Layaknya seorang Marketing yang sedang presentasi di depan  calon klien, saya menerangkan manfaat memiliki WAG.  Setelah WAG  berjalan, para Ibu tetangga yang terdiri dari Ibu Rumah Tangga dan Ibu  Kantoran terlihat lebih kompak. Kuncinya, kami memiliki jadwal kegiatan  bersama di luar rumah. 

Setiap Rabu malam, para Ibu tetangga bulu tangkis  di Gelanggang Olahraga Remaja dekat rumah. Setiap Sabtu kami makan  siang bersama di rumah tetangga. Lauknya tentu membawa masing-masing.  Sembari makan bersama, kadang kami saling bertanya tentang resep masakan  yang dibuat. Sebulan sekali, kami jalan-jalan ke lokasi-lokasi hiburan  yang terjangkau dan murah meriah. Seperti foto di atas saat kami sedang  piknik di Kebun Binatang Ragunan. 

Selain WAG yang membuat kami sesama Ibu Tetangga menjadi kompak, ada satu lagi yang menyatukan kami, yaitu Minyak Kayu Putih Aroma Caplang.  Yang namanya Ibu-ibu pasti punya minyak kayu putih caplang. Karena,  mudah diperoleh, harganya terjangkau dan manfaatnya banyak. Bukan sekali  dua kali, saat anak-anak sedang bermain bersama di luar rumah tiba-tiba  ada yang digigit nyamuk. Bekas gigitan nyamuk pasti meninggalkan  bentol-bentol di kulit. 

Spontan, Ibu-ibu langsung mengoleskan KayuPutihAroma di area kulit anak yang digigit nyamuk. Atau, ketika ada Ibu Tetangga  yang nongol dengan muka cemberut sembari memegangi leher, salah satu  dari kami pasti langsung menawari "Pasti masuk angin ya ? Sini saya  olesin punggungnya biar anget pakai minyak kayu putih,". Kalau musim  hujan tiba, anak-anak bawaannya kepingin main hujan-hujanan. Sesekali  saya dan Ibu Tetangga lainnya membolehkan. Yang penting sesudah main  hujan-hujanan, anaknya langsung mandi air bersih dan setelah itu  diolesin minyak kayu putih supaya tubuhnya hangat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun