Mohon tunggu...
Maria Citinjaks
Maria Citinjaks Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Citizen Journalist | An Aviation Enthusiastic | Interest #Travel #Fotografi |Maksa orang keliling dunia | P:7642DF93 | www.ceritatravel.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Sadari Bahaya Keselamatan yang Mengincar Pemain Pokemon Go

11 Juli 2016   13:33 Diperbarui: 22 Desember 2016   11:15 4080
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Gambar Player Pokemon Go lumoid.com)

Baru-baru ini sebuah aplikasi game menjadi perbincangan, yaitu Pokemon Go yang dirilis pada tanggal 6 Juli 2016 oleh Nintendo. Pokemon Go yaitu teknologi permainan game online yang menggunakan teknologi GPS di dunia nyata. Permainan  ini  mengharuskan para player untuk menangkap berbagai karakter Pokemon di dunia digital yang muncul di layar smartphone. Apabila karakter Pokemon muncul di layar, Anda bisa tangkap (capture) di dunia nyata sesuai dengan lokasi Pokemon di GPS yang Anda tuju. Metode permainan ini membuat para pemainnya untuk berjalan dan berlari sembari menatap layar smartphone.

Adalah Hickson salah satu game player Pokemon Go yang gemar menangkap karakter-karakter Pokemon yang menyebabkan terjadinya kecelakaan beruntun di jalan tol. Kecelakaan terjadi karena Hickson fokus menemukan karakter Pikachu (karakter Pokemon yang berwarna kuning) yang muncul lokasi jalan tol di Massachusetts, Amerika Serikat. 

Ironisnya, ternyata bukan Hickson saja yang bermain. Pengguna jalan tol lain yang turut dalam kecelakaan ternyata bermain Pokemon Go juga. Selain itu, di wilayah St. Louis para pemain Pokemon Go bahkan mengalami kerampokan karena terpancing menelusuri daerah-daerah yang jauh dari keramaian.

Kepolisian Australia mulai khawatir dan memperingatkan para player untuk berhati-hati memainkan permainan Pokemon Go, karena memungkinkan para pemain tidak memerhatikan kondisi lalu lintas karena fokus mengawasi layar smartphone untuk mengetahui keberadaan karakter Monster Pokemon. Padahal, justru saat Anda mengemudilah dibutuhkan konsentrasi penuh dan menjadi keharusan untuk meminimalkan resiko kecelakaan. 

Pokemon Go ramai dimainkan oleh orang dewasa dan sudah menyebabkan berbagai macam insiden kecelakaan yang tak ringan, bagaimana jika anak-anak menjadi maniak dengan permainan Pokemon Go ini? Ini tentu sangat berbahaya! Anak-anak Anda bergerak di dunia nyata dengan pikiran yang fokus pada dunia maya. 

Berbagai risiko bisa terjadi seperti: anak hilang, diculik, kecelakaan, mereka menjadi tidak tertarik berinteraksi dengan teman-teman kecil dan hidup di dunia digital. Risiko besar dari permainan ini menjadi peringatan kepada semua dan khusus orang tua agar lebih mengedukasi anak-anaknya.

Padahal jika Anda sedikit saja tertarik, ada banyak sekali aplikasi game berbau pendidikan yang bisa Anda temukan di Google Play Store atau App Store. Contohnya, saya menemukan ada game untuk mengingat permainan berbagai kunci gitar, piano pada level-level tertentu. Ini tentu sangat kreatif dan edukatif. 

Jika dituangkan ke dunia nyata dan ternyata anak Anda berpotensi dis ana, siapa tau merekalah para maestro kenamaan generasi mendatang di mana dunia memberi ruang besar untuk potensi itu dikembangkan. Bahkan, dunia membayar mereka untuk potensi besar itu. Anda tak menjadi penambah barisan konsumen, tetapi Anda dan generasi berikutnya menjadi generasi produktif dengan karya besar. 

Pilihan di tangan kita semua, jika Anda orang tua, silahkan menimbang, mana aktivitas permainan yang membangun karakter anak-anak Anda. Jangan sampai Anak-anak menjadi korban permainan bisnis besar perusahaan digital yang meraup untung besar dari resiko-resiko yang Anda terima dalam setiap penggunaan aplikasinya atau malah jangan-jangan Anda sendiri sedang menjadi pemainnya. 

Decision is in your hand. Jadilah bijak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun