Banyak kasus yang beberapa kali terjadi di Indonesia berakhir dengan sebuah permintaan maaf yang di videokan lalu di share ke media sosial untuk jadi bahan kasus yang nantinya para netizen akan menjadi juru nilai atau bahkan sebagai seorang pembahas. waktu sekarang ini media sosial layaknya sebuah 'meja hijau' dimana banyak kasus kasus bergulir datang dan di selesaikan dengan video permintaan maaf dengan berbagai macam bentuk dan ekspresi dari para terdakwa.
Ini adalah sebuah fenomena yang menurut saya baru dan saya sedikit kaget menerima fenomena ini. bukan karena saya tidak mau melihat sebuah permintaan maaf yang diumbar, tapi ini hanya pendapat saya bahwa permintaan maaf itu bukan hal umbaran yang bisa dengan gamblang di videokan dan mendapat banyak like atau love atau comment.Â
Saya tidak memojokan siapapun,tapi saya hanya merasa kurang pas saja. sebuah masalah terjadi karena sebuah kesalah yang sengaja ataupun tidak sengaja, namun belajarlah untuk tetap menjadikan sebuah permintaan itu hal yang tulus,yang terjadi memang karena menyesali apa yang terjadi dari masalah tersebut dan menjadi suatu ungkapan kuat untuk tidak melakukan hal-hal lain yang menimbulkan masalah.
Mari ciptakan komunikasi yang tidak menjadikan media sosial tempat atau ajang penumpukan video video permintaan maaf. Buatlah permintaan maaf itu menjadi hal pribadi yang diberikan kepada orang guna untuk menimbulkan rasa empati yang baik,bukan menjadi konsumsi umum dan menambah comment negatif. TerimakasihÂ