Mohon tunggu...
Gadget

Menilik 3 Masa Media Jurnalisme Online, Masa Lampau Hingga Masa Depan

24 September 2018   23:42 Diperbarui: 25 September 2018   09:56 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.tanyasardana.com/articles/2018/1/23/facebooks-algorithm-change-and-the-future-of-digital-news-distribution

Membahas mengenai media jurnalisme online saat ini maka kita perlu memahami bagaimana perkembangan media jurnalisme dari masa ke masa. Artikel berikut ini akan membahas hal-hal mencolok yang menjadi pembeda antara jurnalisme masa lampau hingga masa depan melalui aspek teknik pengumpulan berita, medium berita, dan tipe jurnalis.

1. Jurnalisme Masa Lampau

https://www.emaze.com/@AFWLQTIZ/Presentation-Name
https://www.emaze.com/@AFWLQTIZ/Presentation-Name
  •  Teori Hipodermik

Teori Hipodermik menjadi landasan kita untuk memahami bagaimana media massa pada masa lampau bekerja. Menurut David K. Berlo, teori hipodermik atau jarum suntik merupakan teori yang membahas mengenai kuasa media massa dalam mempengaruhi khalayaknya. Teori ini berasumsi bahwa media massa memberikan suntik berupa informasi maupun tayangan yang diberikan pada khalayak sehingga hal tersebut dapat berakibat atau memberikan efek yang dapat dilihat melalui perubahan yang ada dalam masyarakat. Dalam hal ini khalayak cenderung meniru dan mempercayai apa yang diberikan oleh media karena media cenderung memiliki kuasa dan kontrol terhadap apa yang akan diberikan kepada khalayak.

A. Teknik Pengumpulan Berita

Pada masa lampau jurnalis melakukan teknik news gathering dengan cara membuat segmentasi pada divisi-divisi dalam sebuah newseroom agar dapat bekerja secara profesional. Divisi-divisi tersebut diantaranya;

  • Reporters, bertugas untuk meliput atau mewawancarai narasumber untuk mendapatkan kebenaran dan aktualitas berita yang sedang terjadi.
  • Desk editors, bertugas menjadi gatekeeper pada sebuah produksi berita. Editor memiliki tanggungjawab dalam memeriksa ketepatan penggunaan bahasa dan  kesalahan pengetikan
  • Sub-editors & Story writers,  bertugas untuk membuat layout berita dalam sebuah media cetak. Sub-editor bertanggungjawab untuk memberi judul berita maupun memberikan atau mengedit foto teks dalam sebuah berita.
  • Cameraman, bertugas untuk merekam kejadian yang sedang terjadi pada suatu berita. Dapat berupa live report maupun merekam program berita yang sedang tayang di dalam studio.
  • Engineers, merupakan orang-orang yang berkompeten dalam mengoperasikan alat-alat pendukung dalam sebuah studio berita atau dapat disebut orang-orang yang bekerja dibalik layar. Umumnya seorang teknisi dalam bidang jurnalisme memahami mengenai sistem frekuensi dan modulasi untuk mendukung jalannya acara berita.

B. Medium  Berita

Pada masa lampau, media massa mengkonsentrasikan produk jurnalisme melalui media cetak dan media penyiaran, seperti;

  • Majalah merupakan produk jurnalisme yang memuat konten soft news yakni  seperti berita-berita mengenai profil sesorang, dalam sebuah majalah jarang sekali bahkan tidak pernah ditemukan berita straight news karena majalah memiliki tujuan entertain.
  • Koran merupakan medium untuk berita-berita straight news yakni berita yang saat itu trejadi namun akan naik cetak satu hari setelah peristiwa tersebut terjadi, straight news dalam koran sangat mendominasi karena koran memiliki tujuan informatif.
  • Televisi merupakan medium berita yang berfokus pada audio dan visul sebuah berita, keunggulan yang ada dalam televisi ialah berita yang diberikan merupakan berita yang aktual yang berisi peristiwa yang terjadi selama 24 jam.
  • Radio, sama halnya dengan televisi namun radio hanya berfokus pada audio yakni proses penyebarluasan berita hanya dapat didengar tidak dapat dilihat.

C. Tipe-tipe Jurnalis

  • Jurnalis Investigasi, pada masa lampau jurnalis yang kerap kali ditemui adalah jurnalis investigasi yang memiliki julukan yakni "journalis as a watchdogs". Gusti Ngurah Putra dalam http://gustinputra.blogspot.com/2011/03/memahami-peran-media-sebagai-watchdog.html mengemukakan jika diterjemahkan watchdogs merupakan anjing penjaga, dalam idiom ini anjing penjaga diartikan bahwa jurnalis pada masa lampau identik dengan pengawasa atas perilaku pemerintah maupun lembaga-lembaga atau dengan kata lain perilaku politik.
  • Beberapa teknik jurnalisme yang melekat pada jurnalis investigasi adalah menggunakan arsip, sumber penelitian, databases, dan interview untuk mendapatkan informasi.
  • Jurnalisme kuning, Hutri Cika Berutu dalam https://thefuturepencil.wordpress.com/2017/03/12/jurnalisme-kuning-di-indonesia/ mengemukakan bahwa jurnalisme kuning adalah suatu keadaan dimana terdapat jurnalis yang menjadi penumpang gelap dalam sebuah media hanya untuk meraup keuntungan belaka dan mengesampingkan aspek dan konstruksi berita yang benar. Pratek jurnalisme kuning dapat ditemukan dengan ciri-ciri judul yang tidak relevan dengan isi berita yang diangkat, saat ini kita menyebutnya dengan istilah "clikbait"

3. Jurnalisme Masa Kini

A. Teknik Pengumpulan Berita

  • Monitoring online websites, saat ini para jurnalis dapat memanfaatkan website online maupun media sosial untuk menjadi sumber berita mereka. Terkadang peristiwa-peristiwa yang jauh lebih aktual dimulai dari media sosial.
  • Newsrooms, terdapat perbedaan signifikan dalam pratek newsroom pada media konveksional dan digital. Perbedaan tersebut terdapat pada proses penulisan berita, pada media massa konveksional para jurnalis menulis beritanya di kantor namun pada media digital, para jurnalis memanfaatkan gawai (gadget) untuk menulis berita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun