Mohon tunggu...
Maria Olga
Maria Olga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Indraprasta PGRI

S1 Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Eksplorasi Etnomatematika pada Rumah Panggung Khas Sunda di Daerah Kranggan Wetan

13 Juli 2022   21:53 Diperbarui: 13 Juli 2022   21:58 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pondasi pada rumah panggung khas Sunda dinamakan umpak. Umpak terbuat dari batu dan berfungsi sebagai penghubung tiang atap dengan tanah, dimana tiang tersebut terdapat dua jenis, yaitu tiang panjang dan tiang pendek. Tiang panjang yaitu tiang yang menghubungkan atap sampai tanah. Sedangkan tiang pendek menggunakan perhitungan jarak antara lantai panggung ke tanah yaitu 60 cm hingga 1 m dengan menggunakan umpak sebagai pondasinya. Pada rumah panggung Kranggan tiang yang digunakan adalah tiang pendek dan menggunakan umpak yang berbentuk prisma segiempat. Panjang dan lebar umpak bagian bawah sekitar 50 cm dengan tinggi 80 cm, sedangkan panjang dan lebar bagian atas sekitar 30 cm. Jika dilihat dari depan ataupun samping umpak tersebut berbentuk trapesium sama kaki.

Rumah Panggung Kranggan tersusun atas papan-papan kayu berbentuk persegi panjang yang diletakkan secara sejajar. Papan-papan tersebut disusun sedikit berjarak, jarak antara satu papan dan papan lainnya kurang lebih 0,5 cm. Jarak yang dibuat tidak terlalu jauh agar mempermudah pada saat membersihkan rumah. Ketinggian rumah panggung tradisional Sunda pada umumnya tidak terlalu tinggi, yaitu sekitar 0,5 hingga 1 meter dari permukaan tanah. Untuk naik ke rumah, tersedia tangga yang disebut Golodog. Jumlah anak tangga biasanya hanya sedikit, yaitu tiga anak tangga. Tangga ini berbentuk bangun datar persegi panjang yang terbuat dari papan kayu.

Bagian jendela rumah panggung Kranggan dilengkapi dengan jari-jari seperti pada gambar. Jarak antara jari-jari tersebut sekitar 5 cm. Tujuan jari-jari jendela ini dibuat agar tangan manusia dapat masuk tetapi badan manusia tidak dapat masuk ke dalam rumah. Maka jari-jari dibuat dengan tujuan menghindari orang asing masuk ke dalam rumah. Jika dilihat bentuk setiap jari-jarinya meneyerupai bangun ruang balok yang disusun secara sejajar.

Ruangan pada Rumah Panggung Kranggan berbentuk balok jika dilihat secara keseluruhan. Rumah panggung khas Sunda ini dibagi menjadi lima bagian ruangan, yaitu ruang utama, ruang tidur, pangkeng (Pendaringan), dapur, dan palupuh (Bale). Ruang utama digunakan untuk keluarga bercengkrama serta mendidik anak cucu. Ruang tidur yang tertutup untuk beristirahat. Pangkeng (Pendaringan) merupakan tempat yang dianggap sakral dan digunakan untuk menyimpan beras, barang pusaka, dan sakral. Dapur digunakan untuk memasak dan menyiapkan makanan. Serta palupuh di bagian depan yaitu ruangan terbuka tanpa dinding dan dapat  disebut juga balai digunakan untuk duduk, minum-minum, dan tempat bermusyawarah.

Pangkeng (Pendaringan) pada Rumah Panggung Kranggan merupakan bagian ruangan yang berbentuk kubus dan ruangan yang sakral. Pangkeng digunakan untuk menyimpan beras, barang pusaka, dan sakral. Hanya perempuan yang boleh masuk ke dalam ruangan ini, laki-laki boleh masuk hanya untuk keadaan darurat. Bagi orang Jawa Barat, tempat beras merupakan tempat Dewi Sri, maka tidak sembarangan orang boleh masuk ruangan ini. Peraturan lainnya adalah tidak boleh bersiul, tidak boleh bernyanyi, dan harus memakai kain putih.

Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa etnomatematika merupakan matematika dalam suatu budaya yang merupakan mode, gaya, dan teknik menjelaskan, memahami, dan menghadapi lingkungan alam. Etnomatematika juga dimanfaatkan sebagai model pendekatan pembelajaran yang mengutamakan latar belakang budaya. Etnomatematika yang penulis teliti mengenai materi geometri yang ada pada bangunan rumah panggung khas Sunda di Kranggan Wetan. Hasilnya terdapat beberapa pola bangun datar dan bangun ruang. Beberapa bangun datar yang dijadikan konsep pada rumah panggung Kranggan antara lain; pada langit-langit rumah yang berbentuk persegi, pintu dan jendela berbentuk persegi panjang, tampak depan atap berbentuk segitiga, serta ventilasi dan pondasi yang berbentuk trapesium. Sedangkan beberapa bangun ruang yang dijadikan konsep pada rumah panggung Kranggan antara lain; tiang dan ruangam rumah yang berbentuk balok, atap berbentuk limas segiempat, pondasi berbentuk prisma segiempat, serta gentong penyimpanan beras berbentuk tabung. Selain itu terdapat konsep perhitungan hari baik pada saat pembangunan rumah panggung dan perhitungan sudut pada pembuatan penyiku tiang dan suhunan.

Keterkaitan etnomatematika pada rumah panggung khas Sunda di Kranggan Wetan dengan materi pembelajaran adalah relevan dengan pembelajaran matematika tingkat sekolah dasar. Pada pembelajaran matematika, konsep rumah panggung Kranggan ini bisa diterapkan dalam materi bangun datar, bangun ruang, dan sudut. Sebagian besar bentuk bangunan rumah panggung Kranggan menerapkan pola bangun datar, bangun ruang, dan perhitungan sudutnya. Dengan menekuni etnomatematika, budaya asli Indonesia dapat semakin dikenal masyarakat luas sekaligus mempermudah siswa-siswi dalam mempelajari matematika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun