Mohon tunggu...
Maria Octora Yanti
Maria Octora Yanti Mohon Tunggu... Konsultan - Mahasiswa Magister Ilmu Lingkungan

Penggiat Pertanian Dan Environmentalist

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mikroplastik, Dari Kosmetik hingga Menjadi Toksik

23 April 2020   00:28 Diperbarui: 23 April 2020   00:39 1080
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
*Sumber ilustrasi Pico Dan Barcelo: 2019 Pada Jurnal ACS Omega

Mungkin kita pernah membaca berita memilukan dimana seekor paus, penyu atau burung laut mati karena ternyata didalam tubuhnya ditemukan banyak plastik.

Banyak hewan laut melihat plastik sebagai sesuatu yang dapat mereka makan, yang akhirnya membawa kematian untuk mereka. Persoalan ini merupakan dampak buruk dari sampah plastik yang terlihat. Lalu bagaimana dengan mikroplastik yang secara ukuran tidak terlalu terlihat?

Mikroplastik merupakan hal yang berbahaya karena bisa menjadi xenobiotic bagi ekosistem laut. Mikroplastik dapat termakan oleh hewan-hewan yang ada di laut. Organisme laut terutama di zona bentik dan pelagik akan melihat mikroplastik tersebut sebagai makanan meraka, yang pada akhirnya dapat menyebabkan oxidative stress dan patologis, menurunkan imunitas serta menyebabkan kanker pada hewan-hewan laut tersebut (Guzetti et al, 2018).

Kondisi ini tentu saja dapat mengancam keberadaan organisme laut yang dapat berdampak pada terganggunya biodiversitas dan ekosistem laut.

Sharma dan Chaterjee (2017) menyebutkan bahwa mikroplastik bisa memicu phytotoxin pada alga, kemudian phytotoxin dari alga tersebut menyebar ke organisme bentos lainnya seperti koral, tiram, lobster, dan ini akan berdampak pada kesehatan manusia apabila dikonsumsi, karena mau tidak mau  organisme laut ini menyumbang besar juga terhadap rantai pasok makanan bagi manusia.

Penelitan yang dilakukan oleh Yu et al (2018) menemukan bahwa mikroplastik dapat ditemukan di sel, aliran darah bahkan di otak. (Wenhai et al (2019). Sifatnya yang resisten terhadap degradasi memungkinkan bagi mikroplastik untuk berpindah dari satu organisme ke organisme lainnya melalui jaring makanan. Bagaimana dengan mikroplastik di perairan Indonesia?

*Sumber ilustrasi Pico Dan Barcelo: 2019 Pada Jurnal ACS Omega
*Sumber ilustrasi Pico Dan Barcelo: 2019 Pada Jurnal ACS Omega
Mikroplastik Di Perairan Indonesia

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa mikroplastik ini bisa juga berasal dari sampah plastik besar seperti misalnya kantong plastik. Todd et al (2010) menyebutkan penelitian yang dilakukan oleh Wiloughby et al pada tahun 1997 mengungkapkan bahwa setidaknya 27% dari total sampah yang ada di 23 pulau di teluk Jakarta adalah sampah kantong plastik. Sampah ini melalui proses-proses tertentu, dapat berubah bentuk menjadi mikroplastik.

Banyak penelitian lainnya yang juga melaporkan keberadaan mikroplastik di perairan Indonesia. Manalu et al (2017) menemukan 3 jenis mikroplastik di perairan Pluit dan Ancol, yaitu fiber, fragment dan pellets. Diantara ketiganya, jenis fragment ditemukan paling banyak, diprediksikan berasal dari sumber sekunder yaitu serpihan kantong plastik yang dibuang.

Sementara Cordova et al (2018) dalam penelitiannya menemukan bahwa di wilayah Sekotong perairan Lombok mengandung mikroplastik, diduga berasal dari turisme, industri perikanan, shipping, dan diantara beberapa jenis mikroplastik yang ada, styrofoam merupakan mikroplastik tertinggi.

Penelitian di wilayah intertidal Lamongan yang dilakukan oleh Asadi et al (2019) juga menemukan bahwa terdapat 3 jenis mikroplastik diperairan ini yaitu film, fiber dan fragmen, dan sangat dimungkinkan mikroplastik ini termakan oleh organisme laut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun