Mohon tunggu...
M. Hamse
M. Hamse Mohon Tunggu... Guru - Hobi Menulis

Hobi Menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Fiksi Mini: Bengkel dan Pertemuan Tak Terduga

10 September 2023   06:39 Diperbarui: 10 September 2023   07:13 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Bengkel dan Pertemuan Tak Terduga

Aku berdiam diri, menatap motorku yang dibongkar-bangkir teknisi. Ini akibat jarang diperhatikan, ujung-ujungnya biaya menggunung. Sekian jam aku menunggu, lelahnya kebangetan.

"Geser sedikit, Bang," suara itu membangunkanku dari tatapan kosong.

Aku menoleh ke arahnya, tersenyum. Ia cuek saja. Aku bisa paham, wajahnya buram. Ada yang ia pendam. Wajah cantiknya sedikit cedera. Terlalu lama memendam, akhirnya pecah juga. Ia menangis sejadi-jadinya. Semua mata tertuju padaku, termasuk teknisi bengkel itu. Wanita tak tahu malu itu, terus menggebukku. Ia bahkan menjambak rambutku. Seolah terdorong rasa iba, aku mulai mengelusnya.

"Prak!" tamparan keras mendarat. Sepertinya aku dituduh melecehkannya.

Aku makin terpojok. Semua menuduhku. Aku makin tak enak hati. Bayangkan rasa malu yang kualami, ditampar di tengah orang banyak.
Tiba-tiba seorang laki-laki mendatanginya.
     "Ayo, pulang!" katanya sedikit berteriak
     Wanita itu enggan beranjak. Ia terus menangis.
     "Aku tidak mau," katanya dalam tangis.
     Laki-laki itu terus mendesak. Aku berdiri, mencoba menengahi. Satu dorongan membuatku terpental.
    "Arkh," aku meringis.
"Prak!" satu tinju kuarahkan ke wajahnya. Ia hendak membalas, cekatan orang-orang melerai. Ia berontak hendak merebut wanita itu. Aku menghadangnya. Aku menggenggam tangan wanita itu. Kuhapus air matanya.
    "Semua baik-baik saja," bisikku.
    Beberapa orang bertepuk tangan. Wanita itu mengelap air matanya.
    "Makasih ya," kata laki-laki berkaca mata itu.
     Aku melongo.
     "Untuk jajan," kata laki-laki satunya sambil memasukkan lembaran Rp 50.000 di sakuku.
     Aku masih mangap. Aku artis dadakan untuk konten mereka.
     "Mas, nomorku," wanita itu berlalu setelah menberiku nomor di secarik kertas.

9 September 2023
   

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun