Mohon tunggu...
M. Hamse
M. Hamse Mohon Tunggu... Guru - Hobi Menulis

Hobi Menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kasus Penculikan Anak Meneror, Orang Tua Wajib Waspada

1 Februari 2023   17:18 Diperbarui: 1 Februari 2023   18:46 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

M. Hamse

"Apa jadinya, jika kabar penculikan anak kembali menjadi teror? Tentu hal ini sangat mengkhwatirkan bagi orang tua, bukan? Ujung-ujungnya, orang tua akan memberikan proteksi ekstra kepada anak!"

Baru-baru ini, Kota Ruteng, Manggarai, Flores, NTT digegerkan berita, bocah diberi permen, lalu tak sadarkan diri. Berita ini dilansir Floreseditorial.com (01/02/2023). Media ini menerangkan, kejadiannya tanggal 31 Janurai 2023. Vanessa Nessa adalah salah satu keluarga calon korban dari orang tak dikenal tersebut. Kejadian ini terjadi di Laci, sebelum masuk belokan menuju sekolah Kumba Dua, Ruteng. Kejadian ini menjadi viral, setelah Vanessa membagikan kisah ini di facebook miliknya. Setelah mengemut (memakan) permen terebut, anak tersebut (teman dari anak Vanessa) tak sadarkan diri. Berita yang dilansir tersebut belum menjelaskan apakah itu indikasi penculikan atau tidak. Namun, setidkanya sebagai orang tua, wajib waspada terhadap isu yang menyebar.

Isu penculikan ini menyebar luas di media sosial. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang (NTT)  melalui surat dengan nomor: 265/DISDIKBUD.004.5/SEK/2023, tanggal 31 Januari 2023, mengeluarkan himbauan kepada PAUD, SD-SMP untuk mengatasi kejadian serupa. Di medis sosial (whatsapp) juga tersebar tangkapan layar tulisan Kapolres Manggarai, AKBP Yoce Marten, S.H., S.I.K., M. I. K. Dalam tangkapan layar yang beredar, beliau memberikan himbauan, juga sertakan nomor whatsapp, menghubungi jika melihat kejadian yang mencurigakan.

Jika ada orang baru di sekitar lingkungan sekolah, silahkan difoto wajah dan kendaraannya. Siapa tahu dokumentasi itu berharga disaat dibutuhkan. Jika anak-anak membawa hp ke sekolah, tolong nyalakan GPS-nya. Jangan lupa, modus- modus para penculik menggunakan mobil atau motor sambil berjualan keliling sehingga kita wajib mencurigai dan bila perlu tanyakan identitas berupa KTP. Silahkan simpan nomor Kapolres Manggarai, ase kae. 

Tentu kejadian ini menimbulkan fobia akut bagi para orang tua, khususnya yang memiliki anak usia balita-remaja. Kabar tersebut menjadi teror yang menakutkan, sebab tersiar kabar harga anak: satu anak 5 miliar?  Di salah satu media, dijelaskan bahwa kasus penculikan anak ini menjadi profesi yang menjanjikan uang yang sangat luar biasa. Dilansir Gizmodo.com (via news.detik.com, 23 April 2012, akses 01 Februari 2023) menjelaskan harga jual  organ tubuh di pasar gelap sangat mahal. Contoh saja, harga sepasang bola mata, yaitu 14 juta rupiah, kulit kepala 5, 56 juta, jantung 1,1 miliar, tengkorak 11 juta, bahu 14 juta, hati 1,4 miliar. Harga organ termahal adalah jantung, ginjal, dan hati. Ginjal 2,4 miliar, hati 1,4 miliar.

Langkah Preventif (pencegahan)

Sebagai orang tua, sudah tentu kita wajib memberikan rasa nyaman bagi anak. Kejadian ini menyadarkan orang tua, untuk tidak membiarkan anak bermain sendiri atau beraktivitas sendirian. Karena usianya masih belia, sudah tentu anak-anak gampang mempercayai orang asing. Oleh sebab itu, patut orang tua mengikuti himbauan  Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang (NTT)  melalui surat dengan nomor: 265/DISDIKBUD.004.5/SEK/2023.

  1. Mengingatkan siswa/i agar berhati-hati jika ada orang yang tidak dikenal menjemput di sekolah

Sebagai orang tua, tentu hal yang harus dilakukan adalah mengingatkan anak untuk tidak merespon orang tidak dikenal. Tidak respon di sini bukan berarti tidak menjawab jika di sapa. Tidak merespon yang dimaksudkan lebih ke tidak menerima jika diberikan jajan, tidak mengiakan jika diajak pulang dengan mobil/motor oleh orang asing. Hal-hal tersebut biasanya modus pelaku.

  1. Memastikan bahwa orang yang hendak menjemput siswa/i adalah benar-benar orang tua atau kelaurganya

Pengalaman penulis, rata-rata di kota, anak diantar dan dijemput oleh orang tuanya. Hal ini tidak berlaku di desa. Alasannya simpel, di desa kondisinya sangat aman. Namun, kejadian baru-baru ini tidak berlaku lagi. Kasus penculikan sekarang marak terjadi di pedesaan. Dalam keseharian, orang tua itu sangat sibuk. Peluang untuk mengantar atau menjemput anak sangat sulit. Biasanya, anak dibiarkan pergi dan pulang sendiri. Kasus atau kejadian di atas harus dicermati sebagai ancaman yang serius. Jadi, sebagai orang tua, sesibuk apa pun, pastikan anak diantar dan dijemput. Kalau pun tidak sempat, pastikan yang mengantarnya adalah anggota kelarga atau tetangga yang sudah dikenal baik oleh anak.

  1. Mengingatkan orang tua/wali siswa/i meningkatkan pengawasan terhadap anaknya pada saat datang dan pulang sekolah

Pengawasan yang ketat tak jarang membuat anak merasa dikekang, dianggap tidak diberi kebebasan. Sebagai orang tua, pengawasan ini jangan sampai terlalu mengekang. Pastikan saja anak sampai di sekolah dan pulang ke rumah tepat waktu. Mengingatkan anak untuk selalu meminta izin jika hendak pergi bermain, belajar kelompok dengan teman-teman, atau ada kegiatan di sekolah.

  1. Mengingatkan siswa/i agar langsung pulang ke rumah setelah sekolah dan menjauhi orang tidak dikenal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun