Mohon tunggu...
M. Hamse
M. Hamse Mohon Tunggu... Guru - Hobi Menulis

Hobi Menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peningkatan Mutu Pendidikan Melalui Pemahaman Filosofi Pendidikan KHD

6 November 2022   18:23 Diperbarui: 6 November 2022   18:43 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Peningkatan Mutu Pendidikan Melalui Pemahaman Filosofi Pendidikan KHD

Oleh: M. Hamse

"Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian" (https://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan, akses 26 Oktober 2022). Menurut Ki Hajar Dewantara (via Kemendikbudristek, 2022: 24) mengatakan bahwa "Pendidikan dapat menjadi ruang berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan".

Sejalan dengan yang disampaikan KHD tersebut, maka sebagai pendidik, perlu memiliki pemahaman yang kuat terkait hal mendidik. Dalam mendidik, pendidik perlu memahami apa yang harus dilakukan. Bagaimana melakukannya. Pendidik harus memiliki bekal. Jika pendidik tidak memiliki bekal, bayangkan apa yang terjadi? Sampai hari ini, masih ada di antara kita (pendidik) yang kurang memahami bagaimana mendidik anak dengan baik, dalam menghadapi arus globalisasi yang semakin kuat.

Dasar-Dasar Pendidikan yang Menuntun

Menuntun (KBBI Edisi V) menjelaskan, 1 membimbing (dengan menggandeng tangan). 2 menunjuk (mengarahkan) ke jalan yang benar. Dalam dunia pendidikan, defenisi pertama dan kedua sangat tepat. Namun, yang lebih tepat adalah defenisi yang kedua.

KHD menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: menuntun segala kodrat yang ada
pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh
sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat
yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan
tumbuhnya kekuatan kodrat anak (Kemendikbudristek, 2022: 10).

KHD ingin mengatakan bahwa, tugas pendidik adalah menuntun. Atau pendidik itu penuntun anak untuk melalui jalannya. Pendidik mengarahkan anak sesuai kodratnya, baik kodrat alam, maupun kodrat zaman. Dalam konteks sosial kultural Manggarai, Flores, NTT, menuntun itu disebut toing atau dialek lainnya tuing (dialek Pacar [nama kampung]).

Pendidik itu diibaratkan petani. Sedangkan anak/siswa adalah benih. Benih ini yang nantinya ditanam oleh petani di lahan yang sudah disiapkan (sekolah). Jika benihnya baik, perawatannya baik, maka akan berbuah baik. Sebaliknya, jika benihnya baik, perawatannya kurang baik atau kurang optimal, maka hasilnya buruk. Jika benihnya tidak berkualitas, namun jika perawatannya baik, ada kemungkinan berbuah baik/optimal (Kemendikbudristek, 2022: 10).

Di satu sisi, pendidik harus memahami bagaimana proses menuntun. Pendidik bukan diktator. Selama ini, banyak sekali pendidik (termasuk saya) yang mempraktikkan kediktatoran dalam mendidik. Ternyata hal itu salah, kalau mengacu kepada pemikiran KHD.

Dalam proses "menuntun", anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai 'pamong'
dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan
membahayakan dirinya. Seorang 'pamong' dapat memberikan 'tuntunan' agar anak
dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar. Anak juga secara sadar memahami
bahwa kemerdekaan dirinya juga mempengaruhi kemerdekaan anak lain. Oleh sebab
itu, tuntutan seorang guru mampu mengelola dirinya untuk hidup bersama dengan
orang lain (Kemendikbudristek, 2022 : 11).  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun