Mohon tunggu...
Maria Nariswari
Maria Nariswari Mohon Tunggu... Lainnya - PND

Penulisan Naskah Digital

Selanjutnya

Tutup

Film

Fenomena Industri Pertelevisian Lewat Film "Pretty Boys" (2019)

23 September 2020   17:49 Diperbarui: 23 September 2020   17:55 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: anamifilms.com

Ketika melihat sebuah film, setiap penonton dapat melihat nilai atau makna dari sudut pandangnya masing-masing. Sudut pandang tersebut juga sering dikatakan sebagai paradigma.

Sudut pandang bisa didapatkan dari sebuah fenomena atau kejadian yang terjadi disekitar lingkungannya. Jalan cerita dari sebuah film dapat diangkat dari isu atau fenomena yang terjadi di kehidupan nyata, yang kemudian sutradara atau penulis skenario menjadikannya sebagai satu alur cerita.

Salah satu paradigma yang melihat isu dari kehidupan sehari-hari adalah paradigma fenomenologi. Fenomenologi merupakan suatu pendekatan ilmiah yang bertujuan untuk menelaah dan mendeskripsikan suatu fenomena yang dialami langsung oleh seseorang dalam kehidupan sehari-hari.

Apa yang kamu pikirkan ketika mendengar kata artis dan televisi?

Jika kamu langsung berpikir tentang uang, kebahagiaan dan kaya, maka kamu harus menonton salah satu film Indonesia yang tayang di tahun 2019 lalu, yaitu Pretty Boys!

Film bergenre drama komedi ini mengangkat sebuah isu yang cukup besar, yaitu mengenai industri pertelevisian di Indonesia. Film tersebut digarap dan dibintangi oleh orang-orang yang secara langsung juga berada dalam 'perangkap' industri televisi.

Pretty Boys disutradarai oleh Tompi dan ditulis oleh Imam Darto, serta dibintangi oleh Vincent (Anugerah), Desta (Rahmat), Onadio Leonardo (Roni), Danilla Riyadi (Asty) dan beberapa artis lainnya. Jika dlihat dari nama-nama yang berada di belakang layar maupun yang bermain dalam film tersebut, mereka juga terlibat langsung dengan industri pertelevisian di Indonesia.

Film ini ingin menceritakan bagaimana perjuangan dua anak lelaki, Anugerah dan Rahmat dari kampung yang ingin terkenal dan masuk televisi, dan ternyata lika-liku perjalanan mereka tidak semudah itu. Ketika mereka berhasil masuk, perjuangan tidak berhenti sampai disitu, melainkan harus banyak pengorbanan yang mereka lakukan agar mencapai kesuksesan yang mereka inginkan.

Sumber: anamifilms.com
Sumber: anamifilms.com
Sebagai orang-orang yang juga melihat dan terlibat langsung dalam industri tersebut, Tompi sebagai sutradara dan Darto sebagai penulis skenario melihat ini adalah kesempatan mereka, agar masyarakat mengetahui bagaimana industri pertelevisian dibelakang layar serta apa saja pengorbanan yang harus artis atau public figure lakukan demi dikenal oleh masyarakat luas.

Perjuangan yang dialami oleh Anugerah bukan hanya pada saat ia masuk ke industri televisi, namun ia juga harus melawan dan meyakinkan ayahnya bahwa dirinya akan sukes di Jakarta seperti yang Anugerah dan Rahmat impikan sedari kecil.

Sumber: anamifilms.com
Sumber: anamifilms.com
Jika masyarakat awam berpikir bahwa menjadi artis adalah profesi yang easy money atau mudah untuk mendapatkan uang, selalu bahagia di depan layar televisi, namun di beberapa scene dalam film Pretty Boys diceritakan bagaimana perjuangan Anugerah dan Rahmat ketika mendapatkan kesempatan untuk masuk televisi dan dituntut harus berperan menjadi wanita demi kesuksesan acara yang dibawakannya hingga uang yang sudah mereka impikan kabur dibawa oleh Roni sebagai manager. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun