Mohon tunggu...
Maria
Maria Mohon Tunggu... Freelancer - Hidup Lebih Bermakna

Mahasiswa Tata Kelola Seni Pascasarjana ISI Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Angkat Pantun dengan Animasi sebagai Pusaka Indonesia di Mata Dunia

18 November 2019   16:36 Diperbarui: 18 November 2019   16:41 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Indonesia merupakan salah satu negara terbesar di dunia secara geografis dengan mempunyai kepadatan penduduk pada urutan ke-4 di dunia. Secara geografis juga, negara ini pun terdiri dari pulau-pulau besar maupun kecil yang melimpah dengan memiliki karakteristik atau ciri khas yang berbeda-beda antar pulau yang satu terhadap pulau yang lainnya. Tidak dari pulau saja yang mempunyai keunikan tersendiri, tetapi juga sifat, bahasa, wajah dari penduduk yang bermukim disuatu pulau juga akan mempunyai karakteristik yang khas dan juga berbeda masing -- masingnya.

Namun hal ini juga yang dapat membuat Indonesia memiliki budaya yang beragam dan menambah daftar keragamannya semakin begitu indah. Tiap -- tiap daerah mempunyai karakteristik budaya yang berbeda-beda dan juga ada sedikit mirip dari yang lain. Karena hal ini Indonesia sangat dikenal sebagai negara kaya akan budaya yang ada didalamnya.  Salah satu budaya di Indonesia yang merupakan pusaka budaya atau dapat disebut The Intangible Cultural Heritage of Humanity adalah Pantun.

Menurut kesusastraan, munculnya pertama kali pantun yaitu pada Sejarah Melayu dan hikayat-hikayat popular. Pantun merupakan senandung atau puisi rakyat yang diucapkan dengan nada. Pantun merupakan sastra lisan yang pertama kali dibukukan oleh Haji Ibrahim Datuk Kaya Muda Riau, seorang sastrawan yang hidup pada zaman  Raja Ali Haji. Asal-usul kata pantun cukup panjang dengan artinya paribasa atau peribahasa dalam bahasa Melayu. Dalam bahasa Minang Kabau, pantun berasal dari kata patun yang berarti "petuntun". Dalam bahasa Jawa, misalnya, dikenal sebagai parikan, dalam bahasa sunda dikenal sebagai PAPARIKAN dan dalam bahasa Batak dikenal sebagai umpasa dibaca uppasa.

Pantun mengilustrasikan kehidupan dan alam orang Melayu. Di dalamnya terdapat semua unsur kehidupan orang Melayu yang meliputi tanah, kebun, rumah, ladang, sawah, hutan, gunung, pepohonan dan lain-lain. Begitu juga dengan kehidupan sosial masyarakat Melayu khususnya. Salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara yaitu Pantun.

Menurut antologi pantun yang pertama itu berjudul Perhimpunan Pantun-Pantun Melayu. Umumnya pantun terdiri atas empat larik atau empat baris bila dituliskan. Setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, bersajak akhir dengan pola ab-ab dan aa-aa. Bagian dari bentuk pantun terdiri atas dua bagian yaitu SAMPIRAN dan ISI. Bagian SAMPIRAN adalah dua baris pertama, berkaitan dengan alam mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya, dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima atau sajak. Sedangkan bagian ISI, merupakan dua baris terakhir, yang menjelaskan maksud atau isi dari pantun.

Pantun sebagai salah satu media pemelihara bahasa, pantun memiliki peran menjaga fungsi kata dan alur berpikir. Karena salah satu fungsi Pantun, yaitu mengajarkan untuk berhati-hati dalam berbicara sehingga harus berpikir terlebih dahulu sebelum berucap. Selain itu, keterkaitan antara samiran dan isi melatih seseorang untuk berlatih berpikir asosiatif yaitu proses berpikir seseorang dimana suatu kejadian atau ide yang ada akan merangsang untuk timbulnya ide-ide lain. Sehingga jalan berpikinya dalam proses berpikir ini tidak ditentukan atau diarahkan sebelumnya atau dapat dikatakan berpikir kreatif.

Pantun yang merupakan salah satu pusaka budaya bangsa wajib kita jaga dan lestarikan. Salah satu caranya adalah dengan mempelajari sejarah dan asal usul serta maknanya. Dewasa ini, pantun mengalami ancaman kepunahan. Dimana dahulu pantun  hadir mencerminkan kehidupan masyarakat yang berhubungan dengan estetika, metafisika, sistem sosial dan kekerabatan. Sekarang, pantun hanya untuk acara-acara adat pernikahan. Ini dipengaruhi oleh perkembangan teknologi dan globalisasi.

Salah satu media untuk melestarikan Pantun adalah media yang diminati dengan generasi penerus negeri ini, karena merekalah yang meneruskan membangun negeri ini. Salah satu media itu adalah film animasi.

Menurut sejarahnya, animasi di Indonesia dimulai pada tahun 1955. Dimana Indonesia sudah mampu membuat film animasi seiring dengan munculnya film karya Dukut Hendronoto, berjudul "Si Doel Memilih". Akan tetapi,  saat itu animasi hanya dipergunakan untuk kepentingan politik saja. Sehingga ini dapat dijadikan patokan sejarah dimulainya film animasi 2 dimensi di Indonesia  pada film tentang kampanye pemilihan umum pertama di Indonesia dan termasuk animasi modern di negeri ini.

Kemudian, Studio animasi di Jakarta bernama Anima Indah didirikan pada awal 70-an, yang didirikan oleh seorang warga Amerika. Studio Anima Indah termasuk menjadi yang mempelopori animasi di Indonesia dikarenakan studio ini membuat program untuk menyekolahkan krunya di Inggris, Jepang, Amerika dan lain-lain. Perkembangan studio Anima Indah hanya di bidang periklanan.

Di era tahun 70-an adanya festival film, yang berlatar belakang dari banyakna perkembangan film yang menggunakan kamera seluloid 8mm.  Penggunaan kamera tersebut untuk membuat film menjadi tren di masa itu sehingga perfilman di Indonesia juga ikut bangkit. Bahkan terdapat beberapa film animasi seperti Batu Setahun, Trondolo, Timun Mas yang disutradarai Suryadi alias Pak Raden sebagai animator Indonesia Pertama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun