Mohon tunggu...
maria magnificatia
maria magnificatia Mohon Tunggu... Lainnya - hai

hai

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apakah Upacara Labuhan yang Hanya Ada di Yogyakarta Itu?

18 Desember 2020   15:56 Diperbarui: 18 Desember 2020   16:00 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Siapa yang pernah mengunjungi kota Yogyakarta disini? Dan jika pernah, bagaimana tanggapan anda mengenai kota tersebut terkhusus budaya di dalamnya? Selain Yogyakarta yang diisi dengan wargannya yang ramah, Kota Yogyakarta juga merupakan kota yang penuh atau kaya akan budaya-budaya yang masih dipegang kuat dan di uri-uri oleh sultan dan masyrakatnya sendiri. Yogyakarta juga mempunyai ciri khasnya tersendiri yang membedakan dari kota lain, mulai dari makanannya khasnya sampai upacara-upacara adat yang beragam. Upacara-upacara adat tersebut dilakukan bukan dengan tanpa tujuan semata, melainkan untuk menghormati para leluhur dan meminta keselamatan.

 Apakah ada yang tahu upacara adat apa saja yang ada di Yogyakarta ini? Apakah ada juga yang dapat menebak, upacara yang dilakukan oleh raja-raja keraton dan salah satu tempat pelarungan di pantai tertentu? Jika jawaban anda adalah upacara labuhan, maka anda benar. 

Menurut Parangtritis Geomaritime Sciene Park (Tanpa nama, 2016), upacara labuhan di Yogyakarta masih terjaga ditengah-tengah perkembangan globalisasi ini. Upacara Labuhan ini diadakan pada hari-hari besar di kota Yogyakarta ini, seperti: 1 hari setelah penobatan raja baru di kota Yogyakarta, 1 tahun setelah peringatan penobatan raja di kota Yogyakarta, labuhan yang dilakukan delapan tahun sekali, dan hari-hari khusus di kota Yogyakarta ini. Dan tentu saja dalam labuhan tersebut ada beberapa persembahan atau yang biasa disebut sesaji untuk para leluhur, hal ini dilakukan untuk meminta keselamatan para anggota keluarga keraton dan tentu saja masyarakat Yogyakarta sendiri. Dan upacara Larungan ini diadakan tidak hanya di pantai saja tetapi juga di Gunung Merapi, Gunung Lawu, dan Dlepih Khayangan. 

Nah sudah tau kan upacara adat yang disebut Labuhan tersebut, dan bagaimana prosesinya? Upacara Labuhan ini merupakan salah satu upacara yang dianggap mistis dan penuh akan legenda-legenda didalamnya yang dipercayai oleh masyarakat yang ada di kota Yogyakarta ini. Upacara tersebut dilakukan secara turun menurun dari nenek moyang hingga saat ini dan akan terus berlanjut sampai beberapa generasi-generasi yang akan mendatang. Rupanya Upacara adat ini merupakan upacara yang hanya dilakukan di kota Yogyakarta ini, dan ini menjadi ciri khas tersendiri untuk Kota dan masyarakat Yogyakarta. 

Ciri khas ini menjadi sebuah identitas sendiri bagi kota Yogyakarta, dan membedakannya dengan kota ataupun budaya lainnya. Identitas sendiri merupakan sebuah ciri tersendiri yang ditunjukan oleh suatu orang yang merupakan bagian dari salah satu kelompok etnis, biasanya hal tersebut berisi sebuah tradisi, bahasa, dan semacamnya yang diturunkan secara turun menurun dari kebudayaan setempat.

Secara singkatnya identitas budaya merupakan sebuah karakteristik dan ciri khas dari sebuah kebudayaan yang dimiliki oleh suatu kelompok tertentu ( Daruwati, 2016). Dan identitas tersebut juga bisa didapatkan melalui kisah yang diceritakan secara turun-temurun, budaya dan juga sebuah ritual budaya. Menurut para ahli yaitu Fong dalam Samovar ( 2015: 234) menjelaskan bahwa sebuah identifikasi komunikasi secara verbal ataupun nonverbal merupakan simbolis bagi anggota dari sebuah kelompok tertentu yang memiliki kesamaan berupa: rasa, tradisi, warisan, bahasa dan norma yang sama. Ia juga turut menjelaskan bahwa identitas budaya merupakan sebuah kontruksi sosial, kontruski sosial sendiri merupakan sebuah proses sosial yang berasal dari tindakan dan interaksi antar individu atau sekelompok individu yang menciptakan suatu realitas yang dimiliki dan dialami secara subjektif. 

Dalam konteks kebudayaan kota Yogyakarta, budaya Labuhan adalah budaya yang sudah dilakukan secara turun temurun oleh beberapa sultan yang pernah menjabat di dalam Keraton Yogyakarta atau leluhur-leluhur di Kota Yogyakarta ini. Hal ini merupakan sebuah konstruksi sosial yang dibuat dan dijalankan atau dilakukan oleh nenek moyang kita lalu dilanjutkan oleh generasi turun temurun termasuk generasi kita dan yang akan mendatang. Identitas budaya yang diatas dapat dilihat dalam kebudayaan Labuhan yang hanya ada di Yogyakarta ini, hal ini menunjukan salah satu ciri khas dalam hal upacara dari etnis yang hanya berada di kota atau daerah ini.

Jika seseorang mengingat kebudayaan di Yogyakarta, pasti beberapa orang mengingat akan upacara ini. Tentu saja kebudayaan ini juga mengandung keunikan-keunikan tertentu seperti macam sesajian atau persembahan yang akan dipersembahkan kepada leluhur atau yang akan dilarung seperti: gunungan, panjenengan Dalem, kain batik, dan yang paling unik merupakan kuku dan rambut yang dikumpulkan selama satu tahun oleh sultan yang sedang menjabat. Lalu yang menghantarkan sesaji dalam upacara Labuhan ini tentunya anggota dari Keraton Yogyakarta sendiri dan para abdi dalem atau karyawan yang melayani dan bekerja di Keraton Yogyakarta.

Dalam hal ini budaya juga menunjukan identitas religiusnya, yaitu Upacara Labuhan ini merupakan kepercayaan masyarakat sekitar terhadap leluhur yang akan turut memberikan keselamatan, kesejahteraan, dan juga kelimpahan bagi masyarakatnya. Upacara Labuhan juga digunakan untuk memperingati hari-hari besar, seperti yang sudah dijelaskan diatas yaitu: satu hari setelah penobatan raja baru di kota Yogyakarta, satu tahun setelah peringatan penobatan raja di kota Yogyakarta, labuhan yang dilakukan delapan tahun sekali, dan hari-hari khusus lainnya. 

Jadi dapat disimpulkan bahwa kegiatan Upacara Labuhan ini merupakan gabungan dari sebuah tradisi, kegiatan adat, dan lainnya yang menjadi satu karakteristik masyarakat dan membuatnya menjadi ciri khas atau sebuah identitas yang tidak dimiliki oleh budaya atau daerah lain. Kesamaan rasa kepercayaan yang diyakini dalam upacara tersebut, warisan yang diturunkan, tradisi yang dilakukan setiap tahunnya yang dimiliki oleh setiap invidu di Kota ini juga menunjukan adanya identitas khusus yang dimiliki masyarakat di Kota Yogyakarta, dan juga sebuah konstruksi sosial yang diwariskan secara turun temurun oleh nenek moyang sehingga membentuk sebuah realitas sosial karena sebuah proses tindakan yaitu sebuah upacara ini yang terus menerus dilakukan dari generasi ke generasi. 

Selain Upacara Labuhan, jika kita berbicara mengenai identitas kebudayaan di Kota Yogyakarta ini. Kota Yogyakarta juga memiliki upacara adat lainnya yang unik yaitu: Grebeg Maulud kegiatan upacara adat ini ditandai dengan kirab gunungan yang berisi bahan makanan ataupun buah-buahan. Upacara Sekaten juga merupakan satu rangkaian dari Upacara Grebeg Maulud, Upacara ini diadakan untuk memperingati lahirnya Nabi Muhamad SAW. Ada juga Upacara memandikan pusaka atau lebih akrabnya dinamai Siraman Pusaka untuk merawat benda-benda pusaka atau benda-benda peninggalan yang ada di Keraton Yogyakarta ini. Tidak hanya Upacara yang ada di Kota Yogyakarta ini, tetapi Kota Yogyakarta diisi oleh warganya yang ramah terhadap siapa pun dan tidak terpaut oleh rentang umur antar individunya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun