Mohon tunggu...
Maria Kristi
Maria Kristi Mohon Tunggu... Dokter - .

Ibu empat orang anak yang menggunakan Kompasiana untuk belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Edukasi Pilihan

Cara Mencegah Anemia pada Balita

23 Februari 2015   21:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:39 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Anemia defisiensi besi atau anemia akibat kekurangan zat besi merupakan penyebab anemia tersering pada anak. Sekitar 50% kasus anemia pada anak di dunia disebabkan oleh defisiensi besi. Anemia defisiensi besi memiliki dampak jangka pendek dan panjang pada anak. Salah satu dampak jangka panjang adalah gangguan kecerdasan dan perkembangan.

Anemia defisiensi besi disebabkan oleh asupan besi yang tidak mencukupi kebutuhan tubuh. Hal ini dapat terjadi baik karena makanan yang kurang mengandung besi maupun gangguan pada penyerapan besi. Bayi di atas usia 6 bulan berisiko tinggi mengalami anemia defisiensi besi karena pertumbuhan yang cepat pada masa itu disertai sudah berkurangnya cadangan besi yang dibawa dari dalam kandungan.

Untuk mencegah defisiensi besi pada anak kita perlu memberikan besi dalam bentuk makanan. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang mulai diberikan pada anak di atas usia 6 bulan harus yang sudah diperkaya (difortifikasi), minimal dengan zat besi. Selain makanan fortifikasi, kita dapat pula memberikan makanan yang banyak mengandung besi.

Sumber besi di alam cukup banyak, ada yang berasal dari tumbuhan dan ada yang berasal dari hewan. Dikenal 2 jenis besi dalam makanan yaitu besi heme (terdapat dalam daging merah, hati, dll) dan besi non heme (terdapat dalam telur, susu, bayam, dll). Kelebihan besi heme adalah penyerapannya dalam tubuh yang tidak terpengaruh makanan lain sehingga lebih disarankan untuk mencegah defisiensi besi.

Besi non heme penyerapannya dipengaruhi oleh banyak zat lain. Adanya makanan dalam lambung menghambat penyerapan besi non heme. Tannin, suatu zat yang banyak terdapat dalam teh adalah salah satu zat yang menghambat penyerapan besi non heme. Sedangkan vitamin C, yang banyak terdapat dalam buah-buahan, membantu penyerapan besi non heme. Oleh sebab itu tidak disarankan untuk minum teh setelah makan karena dapat mengganggu penyerapan besi non heme. Sebaliknya, segelas jus jeruk setelah makan akan membantu penyerapan zat besi.

Daging merah merupakan sumber besi heme yang superior dibanding makanan sumber besi lainnya. Sayangnya harganya yang relatif mahal dan teksturnya yang sulit ditelan oelh anak membuat orangtua jarang memberikannya pada anak dan menggantinya dengan kaldu. Padahal kaldu tidak mengandung meat factor seperti yang ada pada daging merah, oleh sebab itu anak yang diberi kaldu tanpa diberi daging merahnya tetap rentan mengalami kekurangan besi. Pada kondisi ini, hati (misalnya hati ayam) dapat menjadi alternatif yang cukup baik. Kandungan zat besi dalam 1 cm3 hati ayam setara dengan kandungan zat besi dalam 1 cm3 daging sapi. Harga hati jauh lebih murah daripada daging merah. Hati juga lebih mudah diterima anak karena teksturnya yang lebih mudah dimakan. Tim hati ayam merupakan salah satu MP-ASI yang baik. Hati ayam yang digoreng juga merupakan alternatif pada anak yang sudah mulai belajar memegang makanannya. Hati ayam goreng mudah dipegang dan tidak amis, dan yang terpenting tetap mampu mencegah kekurangan zat besi pada putera-puteri Anda.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun