Tidak terasa kita sudah berada di sepertiga akhir masa puasa. Bagaimana puasa Ramadhan Kompasianer tahun ini?Â
Bagi Kompasianer yang mendampingi anaknya berpuasa, salah satu masalah yang dihadapi saat menjalani ibadah puasa adalah memastikan kebutuhan cairan anak tercukupi.
Waktu yang lebih singkat untuk makan dan minum dalam sehari membuat anak lebih rentan mengkonsumsi cairan dalam jumlah yang kurang tiap harinya. Ditambah dengan kecenderungan anak-anak untuk memilih minuman yang manis saat berbuka, hal ini menjadi tantangan tersendiri.Â
Bagaimana agar anak lebih tertarik untuk mengkonsumsi air putih saat sahur dan berbuka, alih-alih minuman yang manis? Dalam artikel ini, ada beberapa trik yang layak untuk dicoba.Â
#1. Beri contoh
Anak-anak adalah peniru ulung. Selain itu, jauh di lubuk hatinya, anak-anak bercita-cita untuk menjadi orang dewasa. Semua yang dilakukan oleh orang dewasa menjadi "cita-cita" anak-anak untuk dilakukan.
Makan sendiri, menyapu lantai, dan naik tangga sendiri adalah beberapa contoh kegemaran anak-anak di usia dini yang tak lain disebabkan oleh "cita-cita" mereka untuk menyerupai orang dewasa di sekitarnya. Cita-cita anak untuk meniru orang dewasa dapat kita manfaatkan untuk membiasakan hal-hal baik yang berguna untuk mereka. Caranya? Tentu saja dengan memberi contoh.Â
Jika ingin anak-anak kita minum air putih lebih sering dibandingkan minuman manis, berilah contoh. Minumlah air putih sebagai minuman utama saat sahur dan berbuka puasa.
Minum air putih juga di sela-sela waktu berbuka dan sahur. Jika anak-anak melihat orang dewasa di sekitarnya lebih memilih minum air putih dibandingkan minuman lain, mereka juga akan lebih memilih minum air putih. Ingat: anak-anak bercita-cita untuk menjadi seperti orang dewasa dan mereka adalah peniru ulung.Â
#2. Gunakan tempat minum kesayangannyaÂ